Audio Surat Ar-Rum 1-60
1
الۤمّۤ ۚ
Alif lām mīm.
Alif Lām Mīm.
2
غُلِبَتِ الرُّوْمُۙ
Gulibatir-rūm(u).
Bangsa Romawi telah
dikalahkan,579)
Catatan
Kaki
579) Maksudnya adalah bangsa Romawi Timur yang
berpusat di Konstantinopel.
3
فِيْٓ اَدْنَى الْاَرْضِ وَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ غَلَبِهِمْ
سَيَغْلِبُوْنَۙ
Fī adnal-arḍi wa hum mim ba‘di galabihim sayaglibūn(a).
di negeri yang
terdekat580) dan mereka setelah kekalahannya itu akan
menang581)
Catatan
Kaki
580) Yakni dekat dari negeri Arab, yaitu Suriah
dan Palestina. 581) Bangsa Romawi (pada saat ayat ini diturunkan)
adalah suatu bangsa yang beragama Nasrani yang memiliki Kitab Suci, sedangkan
bangsa Persia yang beragama Majusi menyembah api dan berhala (musyrik). Ketika
tersiar berita kekalahan bangsa Romawi oleh bangsa Persia, kaum musyrik Makkah
menyambutnya dengan penuh gembira karena berpihak kepada kaum musyrik Persia.
Sebaliknya, kaum muslim berduka cita karenanya. Ayat ini dan ayat berikutnya
turun untuk menerangkan bahwa setelah kalah bangsa Romawi akan menang dalam
masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun setelah
itu, bangsa Romawi berbalik mengalahkan bangsa Persia. Dengan kejadian itu,
nyatalah kebenaran Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul serta kebenaran
Al-Qur’an sebagai firman Allah Swt.
4
فِيْ بِضْعِ سِنِيْنَ ەۗ لِلّٰهِ الْاَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْۢ
بَعْدُ ۗوَيَوْمَىِٕذٍ يَّفْرَحُ الْمُؤْمِنُوْنَۙ
Fī biḍ‘i sinīn(a), lillāhil-amru min qablu wa mim ba‘d(u), wa yauma'iżiy
yafraḥul-mu'minūn(a).
dalam beberapa tahun
(lagi).582) Milik Allahlah urusan sebelum dan
setelah (mereka menang). Pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah
orang-orang mukmin
Catatan
Kaki
582) Kata biḍ‘ menunjukkan bilangan
antara tiga sampai sembilan. Waktu antara kekalahan bangsa Romawi (tahun 614‒615) dan kemenangannya (tahun 622 M) adalah sekitar tujuh tahun.
5
بِنَصْرِ اللّٰهِ ۗيَنْصُرُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ
الرَّحِيْمُ
Binaṣrillāh(i), yanṣuru may yasyā'(u), wa huwal-‘azīzur-raḥīm(u).
karena pertolongan
Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang.
6
وَعْدَ اللّٰهِ ۗ لَا يُخْلِفُ اللّٰهُ وَعْدَهٗ وَلٰكِنَّ
اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Wa‘dallāh(i), lā
yukhlifullāhu wa‘dahū wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya‘lamūn(a).
(Itulah)
janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.
7
يَعْلَمُوْنَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۖ وَهُمْ عَنِ
الْاٰخِرَةِ هُمْ غٰفِلُوْنَ
Ya‘lamūna ẓāhiram minal-ḥayātid-dun-yā, wa hum ‘anil-ākhirati hum gāfilūn(a).
Mereka mengetahui yang
lahir (tampak) dari kehidupan dunia, sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat
mereka lalai.
8
اَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ ۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ
السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّ وَاَجَلٍ
مُّسَمًّىۗ وَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ بِلِقَاۤئِ رَبِّهِمْ لَكٰفِرُوْنَ
Awalam yatafakkarū fī
anfusihim, mā khalaqallāhus-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā illā
bil-ḥaqqi wa ajalim musammā(n), wa inna kaṡīram minan-nāsi biliqā'i rabbihim lakāfirūn(a).
Apakah mereka tidak
berpikir tentang (kejadian) dirinya? Allah tidak menciptakan langit, bumi, dan
apa yang ada di antara keduanya, kecuali dengan benar dan waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya banyak di antara manusia benar-benar mengingkari
pertemuan dengan Tuhannya.
9
اَوَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَيَنْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ
عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ كَانُوْٓا اَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً
وَّاَثَارُوا الْاَرْضَ وَعَمَرُوْهَآ اَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوْهَا
وَجَاۤءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنٰتِۗ فَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ
وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَۗ
Awalam yasīrū fil-arḍi fayanẓurū kaifa kāna ‘āqibatul-lażīna min qablihim,
kānū asyadda minhum quwwataw wa aṡārul-arḍa wa ‘amarūhā akṡara mimmā ‘amarūhā wa jā'athum rusuluhum
bil-bayyināt(i), famā kānallāhu liyaẓlimahum wa lākin kānū
anfusahum yaẓlimūn(a).
Tidakkah mereka
bepergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka
(yang mendustakan rasul)? Orang-orang itu lebih kuat dari mereka (sendiri) dan
mereka telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya melebihi apa yang telah
mereka makmurkan. Para rasul telah datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang jelas. Allah sama sekali tidak menzalimi mereka, tetapi
merekalah yang menzalimi dirinya sendiri.
10
ثُمَّ كَانَ عَاقِبَةَ الَّذِيْنَ اَسَاۤءُوا السُّوْۤاٰىٓ اَنْ
كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَكَانُوْا بِهَا يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ
Ṡumma kāna ‘āqibatal-lażīna asā'us-sū'ā an każżabū
bi'āyātillāhi wa kānū bihā yastahzi'ūn(a).
Kemudian, kesudahan
orang-orang yang berbuat jahat adalah (balasan) yang paling buruk karena mereka
mendustakan ayat-ayat Allah dan selalu memperolok-olokkannya.
11
اَللّٰهُ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ ثُمَّ اِلَيْهِ
تُرْجَعُوْنَ
Allāhu yabda'ul-khalqa
ṡumma yu‘īduhū ṡumma ilaihi turja‘ūn(a).
Allah memulai
penciptaan (makhluk), kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) lagi. Lalu,
hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.
12
وَيَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ يُبْلِسُ الْمُجْرِمُوْنَ
Wa yauma
taqūmus-sā‘atu yublisul-mujrimūn(a).
Pada hari (ketika)
terjadi kiamat, para pendurhaka terdiam berputus asa.
13
وَلَمْ يَكُنْ لَّهُمْ مِّنْ شُرَكَاۤىِٕهِمْ شُفَعٰۤؤُا
وَكَانُوْا بِشُرَكَاۤىِٕهِمْ كٰفِرِيْنَ
Wa lam yakul lahum min
syurakā'ihim syufa‘ā'u wa kānū bisyurakā'ihim kāfirīn(a).
Tidak mungkin ada
pemberi syafaat (pertolongan) bagi mereka dari berhala-berhala yang mereka
anggap sekutu Allah, bahkan mereka mengingkari berhala-berhalanya itu.583)
Catatan
Kaki
583) Menurut sebagian mufasir, ayat ini diartikan,
‘bahkan mereka menjadi kafir disebabkan oleh berhala-berhala.’
14
وَيَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ يَوْمَىِٕذٍ يَّتَفَرَّقُوْنَ
Wa yauma
taqūmus-sā‘atu yauma'iżiy yatafarraqūn(a).
Pada hari (ketika)
terjadi kiamat, pada hari itu, manusia terpecah-pecah (dalam kelompok).
15
فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَهُمْ فِيْ
رَوْضَةٍ يُّحْبَرُوْنَ
Fa ammal-lażīna āmanū
wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti fahum fī rauḍatiy yuḥbarūn(a).
Adapun orang-orang
yang beriman dan beramal saleh, mereka bergembira di dalam taman (surga).
16
وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا
وَلِقَاۤئِ الْاٰخِرَةِ فَاُولٰۤىِٕكَ فِى الْعَذَابِ مُحْضَرُوْنَ
Wa ammal-lażīna kafarū
wa każżabū bi'āyātinā wa liqā'il-ākhirati fa'ulā'ika fil-‘ażābi muḥḍarūn(a).
Adapun orang-orang
yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami serta (mengingkari) pertemuan (hari)
Akhirat, mereka itu tetap berada di dalam azab (neraka).
17
فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ حِيْنَ تُمْسُوْنَ وَحِيْنَ تُصْبِحُوْنَ
Fa subḥānallāhi ḥīna tumsūna wa ḥīna tuṣbiḥūn(a).
Bertasbihlah kepada
Allah ketika kamu berada pada waktu senja dan waktu pagi.
18
وَلَهُ الْحَمْدُ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَعَشِيًّا
وَّحِيْنَ تُظْهِرُوْنَ
Wa lahul-ḥamdu fis-samāwāti wal-arḍi wa ‘asyiyyaw wa ḥīna tuẓhirūn(a).
Segala puji hanya
bagi-Nya di langit dan di bumi, pada waktu petang dan pada saat kamu berada
pada waktu siang.584)
Catatan
Kaki
584) Menurut sebagian mufasir, maksud bertasbih
pada ayat 17 adalah menegakkan salat karena di dalamnya terdapat bacaan tasbih.
Ayat 17 dan 18 menerangkan waktu salat yang lima.
19
يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ
الْحَيِّ وَيُحْيِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۗوَكَذٰلِكَ تُخْرَجُوْنَ ࣖ
Yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa yukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa yuḥyil-arḍa ba‘da mautihā, wa każālika
tukhrajūn(a).
Dia mengeluarkan yang
hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan
menghidupkan bumi setelah mati (kering). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan
(dari kubur).
20
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ اِذَآ
اَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُوْنَ
Wa min āyātihī an
khalaqakum min turābin ṡumma iżā antum basyarun tantasyirūn(a).
Di antara tanda-tanda
(kebesaran)-Nya adalah bahwa Dia menciptakan (leluhur) kamu (Nabi Adam) dari
tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang bertebaran.
21
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ
اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً
ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Wa min āyātihī an
khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja‘ala bainakum
mawaddataw wa raḥmah(tan), inna fī żālika la'āyātil liqaumiy
yatafakkarūn(a).
Di antara tanda-tanda
(kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari
(jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di
antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
22
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافُ
اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْعٰلِمِيْنَ
Wa min āyātihī
khalqus-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfu alsinatikum wa alwānikum, inna fī
żālika la'āyātil lil-‘ālimīn(a).
Di antara tanda-tanda
(kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasa dan warna
kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berilmu.
23
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ مَنَامُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ
وَابْتِغَاۤؤُكُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ
يَّسْمَعُوْنَ
Wa min āyātihī
manāmukum bil-laili wan-nahāri wabtigā'ukum min faḍlih(ī), inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yasma‘ūn(a).
Di antara tanda-tanda
(kebesaran dan kekuasaan)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang serta
usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi kaum yang
mendengarkan.
24
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ يُرِيْكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَّطَمَعًا
وَّيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَيُحْيٖ بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَاۗ
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ
Wa min āyātihī
yurīkumul-barqa khaufaw wa ṭama‘aw wa yunazzilu minas-samā'i mā'an fa yuḥyī bihil-arḍa ba‘da mautihā, inna fī żālika la'āyātil
liqaumiy ya‘qilūn(a).
Di antara tanda-tanda
(kebesaran dan kekuasaan)-Nya ialah bahwa Dia memperlihatkan kilat kepadamu
untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan. Dia menurunkan air (hujan) dari
langit, lalu dengannya Dia menghidupkan bumi setelah mati (kering).
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang mengerti.
25
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ تَقُوْمَ السَّمَاۤءُ وَالْاَرْضُ
بِاَمْرِهٖۗ ثُمَّ اِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةًۖ مِّنَ الْاَرْضِ اِذَآ اَنْتُمْ
تَخْرُجُوْنَ
Wa min āyātihī an
taqūmas-samā'u wal-arḍu bi'amrih(ī), ṡumma iżā da‘ākum da‘watam
minal-arḍi iżā antum takhrujūn(a).
Di antara tanda-tanda
(kebesaran)-Nya adalah bahwa berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya.
Kemudian, apabila Dia memanggil kamu (pada hari Kiamat) dengan sekali panggil
dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur).
26
وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ كُلٌّ لَّهٗ قٰنِتُوْنَ
Wa lahū man
fis-samāwāti wal-arḍ(i), kullul lahū qānitūn(a).
Milik-Nyalah siapa
yang ada di langit dan di bumi. Semuanya tunduk kepada-Nya.
27
وَهُوَ الَّذِيْ يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ وَهُوَ
اَهْوَنُ عَلَيْهِۗ وَلَهُ الْمَثَلُ الْاَعْلٰى فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ
وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ ࣖ
Wa huwal-lażī
yabda'ul-khalqa ṡumma yu‘īduhū wa huwa ahwanu ‘alaih(i), wa
lahul-maṡalul-a‘lā fis-samāwāti wal-arḍ(i), wa huwal-‘azīzul-ḥakīm(u).
Dialah yang memulai
penciptaan, kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) lagi (setelah
kehancurannya). (Hal) Itu lebih mudah bagi-Nya. Milik-Nyalah sifat yang
tertinggi di langit dan di bumi. Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
28
ضَرَبَ لَكُمْ مَّثَلًا مِّنْ اَنْفُسِكُمْۗ هَلْ لَّكُمْ مِّنْ
مَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ مِّنْ شُرَكَاۤءَ فِيْ مَا رَزَقْنٰكُمْ فَاَنْتُمْ
فِيْهِ سَوَاۤءٌ تَخَافُوْنَهُمْ كَخِيْفَتِكُمْ اَنْفُسَكُمْۗ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ
الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ
Ḍaraba lakum maṡalam min anfusikum,
hal lakum mim mā malakat aimānukum min syurakā'a fī mā razaqnākum fa'antum fīhi
sawā'un takhāfūnahum kakhīfatikum anfusakum, każālika nufaṣṣilul-āyāti liqaumiy ya‘qilūn(a).
Dia membuat
perumpamaan bagimu dari dirimu sendiri. Apakah (kamu rela jika) ada di antara
hamba sahaya yang kamu miliki menjadi sekutu bagimu dalam (kepemilikan) rezeki
yang telah Kami anugerahkan kepadamu, sehingga kamu menjadi setara dengan
mereka dalam hal ini?585) Kamu takut kepada mereka sebagaimana
kamu takut kepada sesamamu.586) Seperti itulah Kami menjelaskan
tanda-tanda itu bagi kaum yang mengerti.
Catatan
Kaki
585) Perumpamaan tersebut menggambarkan bahwa
tidak pantas ada persekutuan dari unsur-unsur yang tidak setara, misalnya
antara hamba sahaya dan pemiliknya, apalagi antara makhluk dengan Allah Swt.
Hal itu tentu lebih tidak pantas lagi. 586) Kamu merasa takut
karena tidak bisa menggunakan apa yang kamu miliki tanpa seizin hamba-hamba
sahaya itu.
29
بَلِ اتَّبَعَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اَهْوَاۤءَهُمْ بِغَيْرِ
عِلْمٍۗ فَمَنْ يَّهْدِيْ مَنْ اَضَلَّ اللّٰهُ ۗوَمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ
Balittaba‘al-lażīna ẓalamū ahwā'ahum bigairi ‘ilm(in), famay yahdī man aḍallallāh(u), wa mā lahum min nāṣirīn(a).
Akan tetapi,
orang-orang yang zalim mengikuti hawa nafsunya tanpa (berdasarkan) ilmu. Maka,
siapakah yang dapat memberi petunjuk kepada orang yang telah disesatkan Allah?587) Tidak ada seorang penolong pun bagi mereka.
Catatan
Kaki
587) Lihat cacatan kaki surah al-Baqarah (2): 26.
30
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ
الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ
الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
Fa aqim wajhaka
lid-dīni ḥanīfā(n), fiṭratallāhil-latī faṭaran-nāsa ‘alaihā, lā tabdīla likhalqillāh(i), żālikad-dīnul-qayyim(u),
wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya‘lamūn(a).
Maka, hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah
menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.588) Tidak ada
perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Catatan
Kaki
588) Maksud fitrah Allah pada ayat ini adalah
ciptaan Allah Swt. Manusia diciptakan Allah Swt. dengan naluri beragama, yaitu
agama tauhid. Jadi, manusia yang berpaling dari agama tauhid telah menyimpang
dari fitrahnya.
31
۞ مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ وَاتَّقُوْهُ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ
وَلَا تَكُوْنُوْا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ
Munībīna ilaihi
wattaqūhu wa aqīmuṣ-ṣalāta wa lā takūnū
minal-musyrikīn(a).
(Hadapkanlah
wajahmu) dalam keadaan kembali (bertobat) kepada-Nya. Bertakwalah kepada-Nya,
laksanakanlah salat, dan janganlah kamu termasuk orang-orang musyrik,
32
مِنَ الَّذِيْنَ فَرَّقُوْا دِيْنَهُمْ وَكَانُوْا شِيَعًا ۗ كُلُّ
حِزْبٍۢ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ
Minal-lażīna farraqū
dīnahum wa kānū syiya‘ā(n), kullu ḥizbim bimā ladaihim
fariḥūn(a).
(yaitu)
orang-orang yang memecah-belah agama mereka589) sehingga menjadi
beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
mereka.
Catatan
Kaki
589) Maksud memecah belah agama mereka adalah
meninggalkan agama tauhid dan menganut berbagai kepercayaan menurut keinginan
mereka.
33
وَاِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا رَبَّهُمْ مُّنِيْبِيْنَ
اِلَيْهِ ثُمَّ اِذَآ اَذَاقَهُمْ مِّنْهُ رَحْمَةً اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ
بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُوْنَۙ
Wa iżā massan-nāsa ḍurrun da‘au rabbahum munībīna ilaihi ṡumma iżā ażāqahum minhu raḥmatan iżā farīqum
minhum birabbihim yusyrikūn(a).
Apabila manusia
ditimpa oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali (bertobat)
kepada-Nya. Kemudian, apabila Dia memberikan sedikit rahmat-Nya590) kepada mereka, tiba-tiba sebagian mereka mempersekutukan
Tuhannya.
Catatan
Kaki
590) Yang dimaksud dengan rahmat pada ayat ini
adalah lepas dari bahaya.
34
لِيَكْفُرُوْا بِمَآ اٰتَيْنٰهُمْۗ فَتَمَتَّعُوْاۗ فَسَوْفَ
تَعْلَمُوْنَ
Liyakfurū bimā
ātaināhum, fatamatta‘ū, fasaufa ta‘lamūn(a).
Biarkan mereka
(orang-orang musyrik) mengingkari apa yang telah Kami anugerahkan kepada
mereka. Bersenang-senanglah, kelak kamu akan mengetahui (akibat buruk
perbuatanmu),
35
اَمْ اَنْزَلْنَا عَلَيْهِمْ سُلْطٰنًا فَهُوَ يَتَكَلَّمُ بِمَا
كَانُوْا بِهٖ يُشْرِكُوْنَ
Am anzalnā ‘alaihim
sulṭānan fahuwa yatakallamu bimā kānū bihī yusyrikūn(a).
atau pernahkah Kami
menurunkan kepada mereka hujah yang menjelaskan (membenarkan) apa yang selalu
mereka persekutukan dengan-Nya?
36
وَاِذَآ اَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوْا بِهَاۗ وَاِنْ
تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ ۢبِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْهِمْ اِذَا هُمْ يَقْنَطُوْنَ
Wa iżā ażaqnan-nāsa raḥmatan fariḥū bihā, wa in tuṣibhum sayyi'atum bimā
qaddamat aidīhim iżā hum yaqnaṭūn(a).
Apabila Kami
mencicipkan suatu rahmat kepada manusia, mereka gembira karenanya.
(Sebaliknya,) apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) karena kesalahan
mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa.
37
اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ
يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ
Awalam yarau annallāha
yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u wa yaqdir(u), inna fī żālika
la'āyātil liqaumiy yu'minūn(a).
Tidakkah mereka
memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia
kehendaki dan membatasi(-nya). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang beriman.
38
فَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ
السَّبِيْلِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللّٰهِ
ۖوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Fa āti żal-qurbā ḥaqqahū wal-miskīna wabnas-sabīl(i), żālika khairul lil-lażīna
yurīdūna wajhallāh(i), wa ulā'ika humul-mufliḥūn(a).
Oleh karena itu, beri
kerabat dekat haknya, juga orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan.
Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah. Mereka
itulah orang-orang yang beruntung.
39
وَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ رِّبًا لِّيَرْبُوَا۟ فِيْٓ اَمْوَالِ
النَّاسِ فَلَا يَرْبُوْا عِنْدَ اللّٰهِ ۚوَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ زَكٰوةٍ
تُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُضْعِفُوْنَ
Wa mā ātaitum mir
ribal liyarbuwa fī amwālin-nāsi falā yarbū ‘indallāh(i), wa mā ātaitum min
zakātin turīdūna wajhallāhi fa'ulā'ika humul-muḍ‘ifūn(a).
Riba yang kamu berikan
agar berkembang pada harta orang lain, tidaklah berkembang dalam pandangan
Allah. Adapun zakat yang kamu berikan dengan maksud memperoleh keridaan Allah,
(berarti) merekalah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).
40
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ
ثُمَّ يُحْيِيْكُمْۗ هَلْ مِنْ شُرَكَاۤىِٕكُمْ مَّنْ يَّفْعَلُ مِنْ ذٰلِكُمْ
مِّنْ شَيْءٍۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ ࣖ
Allāhul-lażī
khalaqakum ṡumma razaqakum ṡumma yumītukum ṡumma yuḥyīkum, hal min syurakā'ikum may yaf‘alu min żālikum
min syai'(in), subḥānahū wa ta‘ālā ‘ammā yusyrikūn(a).
Allahlah yang
menciptakanmu, kemudian menganugerahkanmu rezeki, kemudian mematikanmu,
kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara mereka yang kamu
persekutukan (dengan Allah) yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu? Maha
Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ
اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُوْنَ
Żaharal-fasādu
fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nāsi liyużīqahum ba‘ḍal-lażī ‘amilū la‘allahum yarji‘ūn(a).
Telah tampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu)
Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).
42
قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ
الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلُۗ كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ
Qul sīrū fil-arḍi fanẓurū kaifa kāna ‘āqibatul-lażīna min qabl(u),
kāna akṡaruhum musyrikīn(a).
Katakanlah (Nabi
Muhammad), “Bepergianlah di bumi, lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang
dahulu. Kebanyakan mereka adalah orang-orang musyrik.”
43
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ الْقَيِّمِ مِنْ قَبْلِ اَنْ
يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ يَوْمَىِٕذٍ يَّصَّدَّعُوْنَ
Fa aqim wajhaka
lid-dīnil-qayyimi min qabli ay ya'tiya yaumul lā maradda lahū minallāhi
yauma'iżiy yaṣṣadda‘ūn(a).
Oleh karena itu,
hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah
suatu hari (kiamat) yang tidak dapat ditolak. Pada hari itu mereka
terpisah-pisah.591)
Catatan
Kaki
591) Mereka terpisah-pisah karena sebagiannya
berada di surga dan sebagian lagi di neraka.
44
مَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهٗۚ وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا
فَلِاَنْفُسِهِمْ يَمْهَدُوْنَۙ
Man kafara fa ‘alaihi
kufruh(ū), wa man ‘amila ṣāliḥan fali'anfusihim
yamhadūn(a).
Siapa yang kufur, maka
dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekufurannya. Siapa yang mengerjakan
kebajikan, maka mereka menyiapkan untuk diri mereka sendiri (tempat yang menyenangkan)
45
لِيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْ
فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْكٰفِرِيْنَ
Liyajziyal-lażīna
āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti min faḍlih(ī), innahū lā yuḥibbul-kāfirīn(a).
agar Allah
menganugerahkan balasan (pahala) dari karunia-Nya kepada orang-orang yang
beriman dan beramal saleh. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang kafir.
46
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ يُّرْسِلَ الرِّيٰحَ مُبَشِّرٰتٍ
وَّلِيُذِيْقَكُمْ مِّنْ رَّحْمَتِهٖ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِاَمْرِهٖ
وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wa min āyātihī ay
yursilar-riyāḥa mubasysyirātiw wa liyużīqakum mir raḥmatihī wa litajriyal-fulka bi'amrihī wa litabtagū min faḍlihī wa la‘allakum tasykurūn(a).
Di antara tanda-tanda
(kebesaran)-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita
gembira592) agar kamu merasakan sebagian dari
rahmat-Nya, agar kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya, agar kamu dapat
mencari sebagian dari karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.
Catatan
Kaki
592) Maksud pembawa berita gembira adalah awan
tebal yang ditiup angin lalu menurunkan hujan sehingga biji-bijian dapat tumbuh
dan tanaman-tanaman menghijau dan berbuah.
47
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ رُسُلًا اِلٰى قَوْمِهِمْ
فَجَاۤءُوْهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَانْتَقَمْنَا مِنَ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْاۗ
وَكَانَ حَقًّاۖ عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ
Wa laqad arsalnā min
qablika rusulan ilā qaumihim fajā'ūhum bil-bayyināti fantaqamnā minal-lażīna
ajramū, wa kāna ḥaqqan ‘alainā naṣrul-mu'minīn(a).
Sungguh, Kami
benar-benar telah mengutus sebelum engkau (Nabi Muhammad) beberapa orang rasul
kepada kaumnya. Mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan
(yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang durhaka.593) Merupakan tanggung jawab Kami menolong orang-orang mukmin.
Catatan
Kaki
593) Ketika rasul-rasul datang membawa keterangan
kepada kaumnya, sebagian mereka memercayainya, sedangkan sebagian yang lain
mendustakannya, bahkan ada yang menyakitinya. Maka, Allah Swt. membalasnya
dengan menurunkan azab kepada orang yang durhaka.
48
اَللّٰهُ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا
فَيَبْسُطُهٗ فِى السَّمَاۤءِ كَيْفَ يَشَاۤءُ وَيَجْعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى
الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَآ اَصَابَ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ
عِبَادِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَۚ
Allāhul-lażī
yursilur-riyāḥa fatuṡīru saḥāban fayabsuṭuhū fis-samā'i kaifa yasyā'u wa yaj‘aluhū
kisafan fataral-wadqa yakhruju min khilālih(ī), fa'iżā aṣāba bihī may yasyā'u min ‘ibādihī iżā hum yastabsyirūn(a).
Allahlah yang mengirim
angin, lalu ia (angin) menggerakkan awan, kemudian Dia (Allah) membentangkannya
di langit menurut yang dikehendaki-Nya dan Dia menjadikannya bergumpal-gumpal,
lalu engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka, apabila Dia
menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, seketika itu pula
mereka bergembira.
49
وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلِ اَنْ يُّنَزَّلَ عَلَيْهِمْ مِّنْ
قَبْلِهٖ لَمُبْلِسِيْنَۚ
Wa in kānū min qabli
ay yunazzala ‘alaihim min qablihī lamublisīn(a).
Padahal, sebelum hujan
diturunkan, mereka benar-benar telah berputus asa.
50
فَانْظُرْ اِلٰٓى اٰثٰرِ رَحْمَتِ اللّٰهِ كَيْفَ يُحْيِ الْاَرْضَ
بَعْدَ مَوْتِهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ لَمُحْيِ الْمَوْتٰىۚ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ
Fanẓur ilā āṡāri raḥmatillāhi kaifa yuḥyil-arḍa ba‘da mautihā, inna żālika lamuḥyil-mautā, wa huwa ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Perhatikanlah
jejak-jejak rahmat Allah, bagaimana Dia menghidupkan bumi setelah mati
(kering). Sesungguhnya (Zat yang melakukan) itu pasti berkuasa menghidupkan
orang yang telah mati. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
51
وَلَىِٕنْ اَرْسَلْنَا رِيْحًا فَرَاَوْهُ مُصْفَرًّا لَّظَلُّوْا
مِنْۢ بَعْدِهٖ يَكْفُرُوْنَ
Wa la'in arsalnā rīḥan fara'auhu muṣfarral laẓallū mim ba‘dihī
yakfurūn(a).
Sungguh, jika Kami
mengirimkan angin, lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan) itu menguning (kering
dan rusak), niscaya setelah itu mereka tetap berbuat ingkar.
52
فَاِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتٰى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ
الدُّعَاۤءَ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ
Fa innaka lā
tusmi‘ul-mautā wa lā tusmi‘uṣ-ṣummad-du‘ā'a iżā
wallau mudbirīn(a).
Sesungguhnya engkau
(Nabi Muhammad) tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati dan
orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan apabila mereka berpaling ke
belakang.594)
Catatan
Kaki
594) Orang kafir disamakan oleh Allah Swt. dengan
orang mati yang tidak mungkin lagi mendengar seruan kebenaran. Mereka juga
seperti orang tuli yang tidak bisa mendengar panggilan sama sekali apabila
mereka membelakangi orang yang memanggilnya.
53
وَمَآ اَنْتَ بِهٰدِ الْعُمْيِ عَنْ ضَلٰلَتِهِمْۗ اِنْ تُسْمِعُ
اِلَّا مَنْ يُّؤْمِنُ بِاٰيٰتِنَا فَهُمْ مُّسْلِمُوْنَ ࣖ
Wa mā anta
bihādil-‘umyi ‘an ḍalālatihim, in tusmi‘u illā may yu'minu bi'āyātinā
fahum muslimūn(a).
Engkau bukanlah
pemberi petunjuk bagi orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya.
Engkau tidak dapat menjadikan (seorang pun) mendengar, kecuali orang yang
beriman pada ayat-ayat Kami dan mereka berserah diri.
54
۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ
بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً
ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ
Allāhul-lażī
khalaqakum min ḍa‘fin ṡumma ja‘ala mim ba‘di ḍa‘fin quwwatan ṡumma ja‘ala mim ba‘di quwwatin ḍa‘faw wa syaibah(tan), yakhluqu mā yasyā'(u), wa huwal-‘alīmul-qadīr(u).
Allah adalah Zat yang
menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan(-mu) kuat setelah
keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikan(-mu) lemah (kembali) setelah keadaan kuat
dan beruban.595) Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki.
Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Catatan
Kaki
595) Kata lemah yang pertama berarti masa ketika
masih berupa nutfah. Kata lemah yang kedua berarti masa kanak-kanak. Adapun
kata kuat berarti masa muda.
55
وَيَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُوْنَ ەۙ مَا
لَبِثُوْا غَيْرَ سَاعَةٍ ۗ كَذٰلِكَ كَانُوْا يُؤْفَكُوْنَ
Wa yauma
taqūmus-sā‘atu yuqsimul-mujrimūn(a), mā labiṡū gaira sā‘ah(tin), każālika
kānū yu'fakūn(a).
Pada hari (ketika)
terjadi kiamat, para pendurhaka (kafir) bersumpah bahwa mereka berdiam (dalam
kubur) hanya sesaat (saja).596) Begitulah dahulu mereka dipalingkan
(dari kebenaran).
Catatan
Kaki
596) Sebagaimana mereka berdusta dalam perkataan
mereka ini, seperti itulah mereka selalu berdusta di dunia.
56
وَقَالَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ وَالْاِيْمَانَ لَقَدْ
لَبِثْتُمْ فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ اِلٰى يَوْمِ الْبَعْثِۖ فَهٰذَا يَوْمُ الْبَعْثِ
وَلٰكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Wa qālal-lażīna
ūtul-‘ilma wal-īmāna laqad labiṡtum fī kitābillāhi ilā yaumil-ba‘ṡ(i), fa hāżā yaumul-baṡi wa lākinnakum kuntum
lā ta‘lamūn(a).
Orang-orang yang
diberi ilmu dan iman berkata (kepada orang-orang kafir), “Sungguh, kamu
benar-benar telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah sampai hari
Kebangkitan. Maka, inilah hari Kebangkitan itu, tetapi dahulu kamu tidak
mengetahui (bahwa itu benar adanya).”
57
فَيَوْمَىِٕذٍ لَّا يَنْفَعُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مَعْذِرَتُهُمْ
وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُوْنَ
Fa yauma'iżil lā
yanfa‘ul-lażīna ẓalamū ma‘żiratuhum wa lā hum yusta‘tabūn(a).
Pada hari itu tidak
berguna (lagi) dalih (dan permintaan maaf) orang-orang yang zalim dan mereka
tidak pula diberi kesempatan untuk bertobat lagi.
58
وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰنِ مِنْ كُلِّ
مَثَلٍۗ وَلَىِٕنْ جِئْتَهُمْ بِاٰيَةٍ لَّيَقُوْلَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ
اَنْتُمْ اِلَّا مُبْطِلُوْنَ
Wa laqad ḍarabnā lin-nāsi fī hāżal-qur'āni min kulli maṡal(in), wa la'in ji'tahum bi'āyatil layaqūlannal-lażīna kafarū
in antum illā mubṭilūn(a).
Sungguh, Kami
benar-benar telah menjelaskan dalam Al-Qur’an ini segala macam perumpamaan
kepada manusia. Sungguh, jika engkau membawa suatu ayat kepada mereka, pastilah
orang-orang kafir itu akan berkata, “Kamu hanyalah pembuat kepalsuan belaka.”
59
كَذٰلِكَ يَطْبَعُ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِ الَّذِيْنَ لَا
يَعْلَمُوْنَ
Każālika yaṭba‘ullāhu ‘alā qulūbil-lażīna lā ya‘lamūn(a).
Demikianlah Allah
mengunci hati orang-orang yang tidak (mau) mengetahui.
60
فَاصْبِرْ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ
الَّذِيْنَ لَا يُوْقِنُوْنَ ࣖ
Faṣbir inna wa‘dallāhi ḥaqquw wa lā
yastakhiffannakal-lażīna lā yūqinūn(a).
Maka, bersabarlah
engkau (Nabi Muhammad)! Sesungguhnya janji Allah itu benar. Jangan sampai
orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu membuat engkau
bersedih.