Audio Surat Asy-Syura 1-53
1
حٰمۤ ۚ
Ḥā mīm.
Ḥā Mīm.
2
عۤسۤقۤ ۗ
‘Ain sīn qāf.
‘Aīn
Sīn Qāf
3
كَذٰلِكَ يُوْحِيْٓ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۙ
اللّٰهُ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Każālika yūḥī ilaika wa ilal-lażīna min qablik(a), allāhul-‘azīzul-ḥakīm(u).
Demikianlah Allah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana menurunkan wahyu kepadamu (Nabi Muhammad) dan
kepada orang-orang sebelummu.
4
لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَهُوَ الْعَلِيُّ
الْعَظِيْمُ
Lahū mā fis-samāwāti
wa mā fil-arḍ(i), wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm(u).
Milik-Nyalah apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dialah Zat Yang Maha Tinggi lagi Maha
Agung.
5
تَكَادُ السَّمٰوٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ
وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِمَنْ
فِى الْاَرْضِۗ اَلَآ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Takādus-samāwātu
yatafaṭṭarna min fauqihinna wal-malā'ikatu yusabbiḥūna biḥamdi rabbihim wa yastagfirūna liman fil-arḍ(i), alā innallāha huwal-gafūrur-raḥīm(u).
(Karena
keagungan-Nya,) hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya dan malaikat-malaikat
bertasbih dengan memuji Tuhannya serta memohonkan ampunan untuk orang yang ada
di bumi. Ingatlah, sesungguhnya Allahlah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
6
وَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهُ
حَفِيْظٌ عَلَيْهِمْۖ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ
Wal-lażīnattakhażū min
dūnihī auliyā'allāhu ḥafīẓun ‘alaihim, wa mā
anta ‘alaihim biwakīl(in).
Orang-orang yang
mengambil pelindung-pelindung selain-Nya, Allah mengawasi (perbuatan) mereka,
sedangkan engkau (Nabi Muhammad) bukanlah penanggung jawab mereka.
7
وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا
لِّتُنْذِرَ اُمَّ الْقُرٰى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا
رَيْبَ فِيْهِ ۗفَرِيْقٌ فِى الْجَنَّةِ وَفَرِيْقٌ فِى السَّعِيْرِ
Wa każālika auḥainā ilaika qur'ānan ‘arabiyyal litunżira ummal-qurā wa man ḥaulahā wa tunżira yaumal-jam‘i lā raiba fīh(i), farīqun
fil-jannati wa farīqun fis-sa‘īr(i).
Demikianlah Kami
mewahyukan kepadamu Al-Qur’an yang berbahasa Arab agar engkau memberi
peringatan kepada (penduduk) Ummul Qurā (Makkah) dan penduduk di sekelilingnya
serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak diragukan
keberadaannya. Segolongan masuk surga dan segolongan (lain) masuk neraka.
8
وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَهُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ
يُّدْخِلُ مَنْ يَّشَاۤءُ فِيْ رَحْمَتِهٖۗ وَالظّٰلِمُوْنَ مَا لَهُمْ مِّنْ
وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
Wa lau syā'allāhu laja‘alahum
ummataw wāḥidataw wa lākiy yudkhilu may yasyā'u fī raḥmatih(ī), waẓ-ẓālimūna mā lahum miw
waliyyiw wa lā naṣīr(in).
Seandainya Allah
menghendaki, niscaya Dia akan menjadikan mereka umat yang satu. Akan tetapi,
Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Adapun
orang-orang zalim, mereka sama sekali tidak memiliki pelindung dan penolong.
9
اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۚ فَاللّٰهُ هُوَ الْوَلِيُّ
وَهُوَ يُحْيِ الْمَوْتٰى ۖوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ࣖ
Amittakhażū min dūnihī
auliyā'(a), fallāhu huwal-waliyyu wa huwa yuḥyil-mautā, wa huwa ‘alā
kulli syai'in qadīr(un).
Bahkan, apakah mereka
mengambil pelindung-pelindung selain Dia? Padahal, hanya Allahlah pelindung
(yang sebenarnya). Dia menghidupkan orang-orang mati dan Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
10
وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيْهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ
ۗذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبِّيْ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُۖ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Wa makhtalaftum fīhi
min syai'in faḥukmuhū ilallāh(i), żālikumullāhu rabbī ‘alaihi
tawakkaltu wa ilaihi unīb(u).
Apa pun yang kamu
perselisihkan, keputusannya (diserahkan) kepada Allah. (Yang memiliki
sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan
hanya kepada-Nya aku kembali.
11
فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ
اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّمِنَ الْاَنْعَامِ اَزْوَاجًاۚ يَذْرَؤُكُمْ فِيْهِۗ
لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Fāṭirus-samāwāti wal-arḍ(i), ja‘ala lakum min
anfusikum azwājaw wa minal-an‘āmi azwājā(n), yażra'ukum fīh(i), laisa kamiṡlihī syai'(un), wa huwas-samī‘ul-baṣīr(u).
(Allah)
Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari jenismu
sendiri dan (menjadikan pula) dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan(-nya).
Dia menjadikanmu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang
serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
12
لَهٗ مَقَالِيْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ يَبْسُطُ الرِّزْقَ
لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۗاِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
Lahū
maqālīdus-samāwāti wal-arḍ(i), yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u
wa yaqdir(u), innahū bikulli syai'in ‘alīm(un).
Milik-Nyalah
perbendaharaan langit dan bumi. Dia melapangkan rezeki dan menyempitkan(-nya)
bagi siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
13
۞ شَرَعَ لَكُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا وَصّٰى بِهٖ نُوْحًا
وَّالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهٖٓ اِبْرٰهِيْمَ
وَمُوْسٰى وَعِيْسٰٓى اَنْ اَقِيْمُوا الدِّيْنَ وَلَا تَتَفَرَّقُوْا فِيْهِۗ
كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ مَا تَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِۗ اَللّٰهُ يَجْتَبِيْٓ
اِلَيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ يُّنِيْبُۗ
Syara‘a lakum
minad-dīni mā waṣṣā bihī nūḥaw wal-lażī auḥainā ilaika wa mā waṣṣā bihī ibrāhīma wa mūsā
wa ‘īsā an aqīmud-dīna wa lā tatafarraqū fīh(i), kabura ‘alal-musyrikīna mā
tad‘ūhum ilaih(i), allāhu yajtabī ilaihi may yasyā'u wa yahdī ilaihi may
yunīb(u).
Dia (Allah) telah
mensyariatkan bagi kamu agama yang Dia wasiatkan (juga) kepada Nuh, yang telah
Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad), dan yang telah Kami wasiatkan kepada
Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu: tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan
janganlah kamu berpecah-belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang
musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih
orang yang Dia kehendaki pada (agama)-Nya dan memberi petunjuk pada (agama)-Nya
bagi orang yang kembali (kepada-Nya).
14
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ
بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ
مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ
بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Wa mā tafarraqū illā
mim ba‘di mā jā'ahumul-‘ilmu bagyam bainahum, wa lau lā kalimatun sabaqat mir
rabbika ilā ajalim musammal laquḍiya bainahum, wa
innal-lażīna ūriṡul-kitāba mim ba‘dihim lafī syakkim minhu
murīb(in).
Mereka (Ahlulkitab)
tidak berpecah-belah kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (tentang
kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama
mereka. Seandainya tidak karena suatu ketetapan yang telah terlebih dahulu ada
dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan,
pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Sesungguhnya orang-orang yang
mewarisi kitab suci (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Nabi
Muhammad) benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentangnya
(Al-Qur’an) itu.
15
فَلِذٰلِكَ فَادْعُ ۚوَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَۚ وَلَا تَتَّبِعْ
اَهْوَاۤءَهُمْۚ وَقُلْ اٰمَنْتُ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنْ كِتٰبٍۚ وَاُمِرْتُ
لِاَعْدِلَ بَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۗ لَنَآ اَعْمَالُنَا
وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْ ۗ لَاحُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ ۗ اَللّٰهُ يَجْمَعُ
بَيْنَنَا ۚوَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ ۗ
Fa liżālika fad‘(u),
wastaqim kamā umirt(a), wa lā tattabi‘ ahwā'ahum, wa qul āmantu bimā
anzalallāhu min kitāb(in), wa umirtu li'a‘dila bainakum, allāhu rabbunā wa
rabbukum, lanā a‘mālunā wa lakum a‘mālukum, lā ḥujjata bainanā wa
bainakum, allāhu yajma‘u bainanā,wa ilaihil-maṣīr(u).
Oleh karena itu,
serulah (mereka untuk beriman), tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana
diperintahkan kepadamu (Nabi Muhammad), dan janganlah mengikuti keinginan
mereka. Katakanlah, “Aku beriman kepada kitab yang diturunkan Allah dan aku
diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan
kamu. Bagi kami perbuatan kami dan bagimu perbuatanmu. Tidak (perlu) ada
pertengkaran di antara kami dan kamu. Allah mengumpulkan kita dan kepada-Nyalah
(kita) kembali.”
16
وَالَّذِيْنَ يُحَاۤجُّوْنَ فِى اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مَا
اسْتُجِيْبَ لَهٗ حُجَّتُهُمْ دَاحِضَةٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ
وَّلَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ
Wal-lażīna yuḥājjūna fillāhi mim ba‘di mastujība lahū ḥujjatuhum dāḥiḍatun ‘inda rabbihim wa
‘alaihim gaḍabuw wa lahum ‘ażābun syadīd(un).
Orang-orang yang
berbantah-bantahan tentang (agama) Allah setelah (agama itu) diterima,
perbantahan mereka itu sia-sia di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan
(Allah) dan azab yang sangat keras.
17
اَللّٰهُ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ وَالْمِيْزَانَ
ۗوَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيْبٌ
Allāhul-lażī
anzalal-kitāba bil-ḥaqqi wal-mīzān(a), wa mā yudrīka la‘allas-sā‘ata
qarīb(un).
Allah yang menurunkan
Kitab (Al-Qur’an) dengan benar dan (menurunkan) timbangan (keadilan). Tahukah
kamu (bahwa) boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat?
18
يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِهَاۚ
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مُشْفِقُوْنَ مِنْهَاۙ وَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهَا الْحَقُّ ۗ
اَلَآ اِنَّ الَّذِيْنَ يُمَارُوْنَ فِى السَّاعَةِ لَفِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ
Yasta‘jilu
bihal-lażīna lā yu'minūna bihā, wal-lażīna āmanū musyfiqūna minhā, wa ya‘lamūna
annahal-ḥaqq(u), alā innal-lażīna yumārūna fis-sā‘ati
lafī ḍalālim ba‘īd(in).
Orang-orang yang tidak
percaya kepadanya (hari Kiamat) meminta agar ia (hari Kiamat) segera terjadi,
dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya serta yakin bahwa ia adalah
benar (akan terjadi). Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang yang membantah
tentang (terjadinya) kiamat itu benar-benar berada dalam kesesatan yang jauh.
19
اَللّٰهُ لَطِيْفٌۢ بِعِبَادِهٖ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ
الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ ࣖ
Allāhu laṭīfum bi‘ibādihī yarzuqu may yasyā'(u), wa huwal-qawiyyul-‘azīz(u).
Allah Maha Lembut
terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki.
Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
20
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاٰخِرَةِ نَزِدْ لَهٗ فِيْ
حَرْثِهٖۚ وَمَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهٖ مِنْهَاۙ وَمَا لَهٗ
فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ نَّصِيْبٍ
Man kāna yurīdu ḥarṡal-ākhirati nazid lahū fī ḥarṡih(ī), wa man kāna yurīdu ḥarṡad-dun-yā nu'tihī minhā, wa mā lahū fil-ākhirati
min naṣīb(in).
Siapa yang menghendaki
balasan di akhirat, akan Kami tambahkan balasan itu baginya. Siapa yang
menghendaki balasan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian darinya (balasan
dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian sedikit pun di akhirat.
21
اَمْ لَهُمْ شُرَكٰۤؤُا شَرَعُوْا لَهُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا لَمْ
يَأْذَنْۢ بِهِ اللّٰهُ ۗوَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ
ۗوَاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Am lahum syurakā'u
syara‘ū lahum minad-dīni mā lam ya'żam bihillāh(u), wa lau lā kalimatul-faṣli laquḍiya bainahum, wa innaẓ-ẓālimīna lahum ‘ażābun alīm(un).
Apakah mereka
mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang menetapkan bagi mereka aturan
agama yang tidak diizinkan (diridai) oleh Allah? Seandainya tidak ada ketetapan
yang pasti (tentang penundaan hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara
mereka telah dilaksanakan. Sesungguhnya orang-orang zalim itu akan mendapat
azab yang sangat pedih.
22
تَرَى الظّٰلِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا كَسَبُوْا وَهُوَ
وَاقِعٌۢ بِهِمْ ۗوَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فِيْ رَوْضَاتِ
الْجَنَّاتِۚ لَهُمْ مَّا يَشَاۤءُوْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ
الْكَبِيْرُ
Taraẓ-ẓālimīna musyfiqīna mimmā kasabū wa huwa
wāqi‘um bihim, wal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti fī rauḍātil-jannāt(i), lahum
mā yasyā'ūna ‘inda rabbihim, żālika huwal-faḍlul-kabīr(u).
Kamu akan melihat
orang-orang zalim itu sangat ketakutan karena (kejahatan-kejahatan) yang telah
mereka lakukan, sedangkan (azab) menimpa mereka. Orang-orang yang beriman dan
beramal saleh (akan bersenang-senang) di dalam taman-taman surga. Mereka
mendapatkan apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. Yang demikian itu
adalah karunia yang besar.
23
ذٰلِكَ الَّذِيْ يُبَشِّرُ اللّٰهُ عِبَادَهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۗ قُلْ لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا اِلَّا
الْمَوَدَّةَ فِى الْقُرْبٰىۗ وَمَنْ يَّقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهٗ فِيْهَا
حُسْنًا ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ
Żālikal-lażī
yubasysyirullāhu ‘ibādahul-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāt(i), qul lā as'alukum ‘alaihi ajran
illal-mawaddata fil-qurbā, wa may yaqtarif ḥasanatan nazid lahū fīhā
ḥusnā(n), innallāha gafūrun syakūr(un).
Itulah (karunia) yang
(dengannya) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal
saleh. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku tidak meminta kepadamu suatu imbalan
pun atas seruanku, kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” Siapa mengerjakan
kebaikan, akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
24
اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًاۚ فَاِنْ يَّشَاِ
اللّٰهُ يَخْتِمْ عَلٰى قَلْبِكَ ۗوَيَمْحُ اللّٰهُ الْبَاطِلَ وَيُحِقُّ الْحَقَّ
بِكَلِمٰتِهٖ ۗاِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
Am yaqūlūnaftarā
‘alallāhi każibā(n), fa'iy yasya'illāhu yakhtim ‘alā qalbik(a), wa yamḥullāhul-bāṭila wa yuḥiqqul-ḥaqqa bikalimātih(ī), innahū ‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
Ataukah mereka
mengatakan, “Dia (Nabi Muhammad) telah mengada-adakan kebohongan tentang
Allah.” Jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan mengunci hatimu. Allah
menghapus yang batil dan membenarkan yang benar dengan firman-firman-Nya
(Al-Qur’an). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
25
وَهُوَ الَّذِيْ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَعْفُوْا
عَنِ السَّيِّاٰتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَۙ
Wa huwal-lażī
yaqbalut-taubata ‘an ‘ibādihī wa ya‘fū ‘anis-sayyi'āti wa ya‘lamu mā
taf‘alūn(a).
Dialah yang menerima
tobat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-kesalahan, mengetahui apa yang
kamu kerjakan,
26
وَيَسْتَجِيْبُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
وَيَزِيْدُهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ ۗوَالْكٰفِرُوْنَ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ
Wa yastajībul-lażīna
āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa yazīduhum min faḍlih(ī), wal-kāfirūna
lahum ‘ażābun syadīd(un).
memperkenankan (doa)
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan menambah (pahala)
kepada mereka dari karunia-Nya. Orang-orang kafir akan mendapat azab yang
sangat keras.
27
۞ وَلَوْ بَسَطَ اللّٰهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهٖ لَبَغَوْا فِى
الْاَرْضِ وَلٰكِنْ يُّنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ بِعِبَادِهٖ
خَبِيْرٌۢ بَصِيْرٌ
Wa lau basaṭallāhur rizqa li‘ibādihī labagau fil-arḍi wa lākiy yunazzilu biqadarim mā yasyā'(u), innahū bi‘ibādihī
khabīrum baṣīr(un).
Seandainya Allah
melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan berbuat
melampaui batas di bumi. Akan tetapi, Dia menurunkan apa yang Dia kehendaki
dengan ukuran (tertentu). Sesungguhnya Dia Maha Teliti lagi Maha Melihat
(keadaan) hamba-hamba-Nya.
28
وَهُوَ الَّذِيْ يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوْا
وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهٗ ۗوَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيْدُ
Wa huwal-lażī
yunazzilul-gaiṡa mim ba‘di mā qanaṭū wa yansyuru raḥmatah(ū), wa huwal-waliyyul-ḥamīd(u).
Dialah yang menurunkan
hujan setelah mereka berputus asa dan (Dia pula yang) menyebarkan rahmat-Nya.
Dialah Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.
29
وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَثَّ
فِيْهِمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ ۗوَهُوَ عَلٰى جَمْعِهِمْ اِذَا يَشَاۤءُ قَدِيْرٌ ࣖ
Wa min āyātihī
khalqus-samāwāti wal-arḍi wa mā baṡṡa fīhimā min dābbah(tin),
wa huwa ‘alā jam‘ihim iżā yasyā'u qadīr(un).
Di antara tanda-tanda
(kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi serta makhluk-makhluk melata
yang Dia sebarkan pada keduanya. Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia
menghendaki.
30
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ
اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
Wa mā aṣābakum mim muṣībatin fabimā kasabat aidīkum wa ya‘fū ‘an kaṡīr(in).
Musibah apa pun yang
menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan (Allah) memaafkan
banyak (kesalahanmu).
31
وَمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ فِى الْاَرْضِۚ وَمَا لَكُمْ مِّنْ
دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
Wa mā antum
bimu‘jizīna fil-arḍ(i), wa mā lakum min dūnillāhi miw waliyyiw wa
lā naṣīr(in).
Kamu tidak dapat
melepaskan diri di bumi (dari siksaan Allah) dan kamu tidak mempunyai (satu)
pelindung atau (satu) penolong pun selain Allah.
32
وَمِنْ اٰيٰتِهِ الْجَوَارِ فِى الْبَحْرِ كَالْاَعْلَامِ ۗ
Wa min āyātihil-jawāri
fil-baḥri kal-a‘lām(i).
Di antara tanda-tanda
(kebesaran)-Nya adalah kapal-kapal yang berlayar di laut seperti gunung-gunung.
33
اِنْ يَّشَأْ يُسْكِنِ الرِّيْحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلٰى
ظَهْرِهٖۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍۙ
Iy yasya' yuskinir-rīḥa fa yaẓlalna rawākida ‘alā ẓahrih(ī), inna fī żālika la'āyātil likulli ṣabbārin syakūr(in).
Jika Dia menghendaki,
Dia akan menghentikan angin, sehingga jadilah (kapal-kapal) itu terhenti di
permukaannya (laut). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi tiap-tiap orang yang selalu bersabar dan banyak
bersyukur,
34
اَوْ يُوْبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوْا وَيَعْفُ عَنْ كَثِيْرٍۙ
Au yūbiqhunna bimā
kasabū wa ya‘fu ‘an kaṡīr(in).
atau Dia akan
menghancurkan kapal-kapal itu karena perbuatan (dosa) mereka, dan Dia memaafkan
banyak (kesalahan mereka).
35
وَّيَعْلَمَ الَّذِيْنَ يُجَادِلُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِنَاۗ مَا لَهُمْ
مِّنْ مَّحِيْصٍ
Wa ya‘lamal-lażīna
yujādilūna fī āyātinā, mā lahum mim maḥīṣ(in).
(Yang
demikian itu) agar orang-orang yang membantah tanda-tanda (kekuasaan) Kami
mengetahui bahwa mereka tidak akan memperoleh jalan keluar (dari siksaan).
36
فَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا
ۚوَمَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُوْنَۚ
Famā ūtītum min
syai'in fa matā‘ul-ḥayātid-dun-yā, wa mā ‘indallāhi khairuw wa abqā
lil-lażīna āmanū wa ‘alā rabbihim yatawakkalūn(a).
Apa pun (kenikmatan)
yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia. Sedangkan
apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi
orang-orang yang beriman dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.
37
وَالَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰۤىِٕرَ الْاِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ
وَاِذَا مَا غَضِبُوْا هُمْ يَغْفِرُوْنَ ۚ
Wal-lażīna yajtanibūna
kabā'iral-iṡmi wal-fawāḥisya wa iżā mā gaḍibū hum yagfirūn(a).
(Kenikmatan
itu juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa
besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah segera memberi
maaf;
38
وَالَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ
وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۚ
Wal-lażīnastajābū
lirabbihim wa aqāmuṣ-ṣalāta wa amruhum syūrā
bainahum, wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn(a).
(juga
lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhan dan melaksanakan salat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka;
39
وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُوْنَ
Wal-lażīna iżā aṣābahumul-bagyu hum yantaṣirūn(a).
(juga
lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan
dengan zalim, mereka membela diri.
40
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا
وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
Wa jazā'u sayyi'atin
sayyi'atum miṡluhā, faman ‘afā wa aṣlaḥa fa ajruhū ‘alallāh(i), innahū lā yuḥibbuẓ-ẓālimīn(a).
Balasan suatu keburukan
adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat
baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya
Dia tidak menyukai orang-orang zalim.
41
وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ مَا عَلَيْهِمْ
مِّنْ سَبِيْلٍۗ
Wa lamanintaṣara ba‘da ẓulmihī fa ulā'ika mā ‘alaihim min sabīl(in).
Akan tetapi, sungguh
siapa yang membela diri setelah teraniaya, tidak ada satu alasan pun (untuk
menyalahkan) mereka.
42
اِنَّمَا السَّبِيْلُ عَلَى الَّذِيْنَ يَظْلِمُوْنَ النَّاسَ
وَيَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ
اَلِيْمٌ
Innamas-sabīlu
‘alal-lażīna yaẓlimūnan-nāsa wa yabgūna fil-arḍi bigairil-ḥaqq(i), ulā'ika lahum ‘ażābun alīm(un).
Sesungguhnya alasan
(untuk menyalahkan) itu hanya ada pada orang-orang yang menganiaya manusia dan
melampaui batas di bumi tanpa hak (alasan yang benar). Mereka itu mendapat
siksa yang sangat pedih.
43
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
ࣖ
Wa laman ṣabara wa gafara inna żālika lamin ‘azmil-umūr(i).
Akan tetapi, sungguh
siapa yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk
urusan yang (patut) diutamakan.
44
وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ وَّلِيٍّ مِّنْۢ
بَعْدِهٖ ۗوَتَرَى الظّٰلِمِيْنَ لَمَّا رَاَوُا الْعَذَابَ يَقُوْلُوْنَ هَلْ
اِلٰى مَرَدٍّ مِّنْ سَبِيْلٍۚ
Wa may yuḍlilillāhu famā lahū miw waliyyim mim ba‘dih(ī), wa taraẓ-ẓālimīna lammā ra'awul-‘ażāba yaqūlūna hal ilā
maraddim min sabīl(in).
Siapa yang dibiarkan
sesat oleh Allah (karena kecenderungan dan pilihannya sendiri), tidak ada
baginya pelindung setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim, ketika
mereka melihat azab, berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?”
45
وَتَرٰىهُمْ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا خٰشِعِيْنَ مِنَ الذُّلِّ
يَنْظُرُوْنَ مِنْ طَرْفٍ خَفِيٍّۗ وَقَالَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ
الْخٰسِرِيْنَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَاَهْلِيْهِمْ يَوْمَ
الْقِيٰمَةِ ۗ اَلَآ اِنَّ الظّٰلِمِيْنَ فِيْ عَذَابٍ مُّقِيْمٍ
Wa tarāhum yu‘raḍūna ‘alaihā khāsyi‘īna minaż żulli yanẓurūna min ṭarfin khafiyy(in), wa qālal-lażīna āmanū
innal-khāsirīnal-lażīna khasirū anfusahum wa ahlīhim yaumal-qiyāmah(ti), alā
innaẓ-ẓālimīna fī ‘ażābim muqīm(in).
Kamu akan melihat
mereka dihadapkan kepadanya (neraka) dalam keadaan tertunduk karena (merasa)
hina. Mereka memperhatikan dengan pandangan yang lesu. Orang-orang yang beriman
berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi adalah orang-orang yang merugikan
diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ketahuilah, sesungguhnya
orang-orang zalim itu berada dalam azab yang kekal.
46
وَمَا كَانَ لَهُمْ مِّنْ اَوْلِيَاۤءَ يَنْصُرُوْنَهُمْ مِّنْ
دُوْنِ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ سَبِيْلٍ ۗ
Wa mā kāna lahum min
auliyā'a yanṣurūnahum min dūnillāh(i), wa may yuḍlilillāhu famā lahū min sabīl(in).
Mereka tidak akan
mempunyai pelindung yang dapat menolong mereka selain Allah. Siapa pun yang
disesatkan oleh Allah (berdasarkan kecenderungan dan pilihannya sendiri) tidak
akan ada jalan baginya (untuk mendapat petunjuk).
47
اِسْتَجِيْبُوْا لِرَبِّكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ
لَّا مَرَدَّ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ ۗمَا لَكُمْ مِّنْ مَّلْجَاٍ يَّوْمَىِٕذٍ وَّمَا
لَكُمْ مِّنْ نَّكِيْرٍ
Istajībū lirabbikum
min qabli ay ya'tiya yaumul lā maradda lahū minallāh(i), mā lakum mim malja'iy
yauma'iżiw wa mā lakum min nakīr(in).
Penuhilah seruan
Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari (Kiamat) yang tidak dapat ditolak.
Pada hari itu kamu tidak akan mempunyai tempat berlindung dan tidak (pula)
dapat mengingkari (dosa-dosamu).
48
فَاِنْ اَعْرَضُوْا فَمَآ اَرْسَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًا
ۗاِنْ عَلَيْكَ اِلَّا الْبَلٰغُ ۗوَاِنَّآ اِذَآ اَذَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنَّا
رَحْمَةً فَرِحَ بِهَا ۚوَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ ۢبِمَا قَدَّمَتْ
اَيْدِيْهِمْ فَاِنَّ الْاِنْسَانَ كَفُوْرٌ
Fa in a‘raḍū famā arsalnāka ‘alaihim ḥafīẓā(n), in ‘alaika illal-balāg(u), wa innā iżā ażaqnal-insāna minnā
raḥmatan fariḥa bihā, wa in tuṣibhum sayyi'atum bimā qaddamat aidīhim fa'innal-insāna kafūr(un).
Jika mereka berpaling,
(ingatlah) Kami tidak mengutus engkau sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu
hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada
manusia sedikit dari rahmat Kami, dia gembira karenanya. Akan tetapi, jika
mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, (niscaya
mereka ingkar). Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar (pada nikmat).
49
لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ
ۗيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ اِنَاثًا وَّيَهَبُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ الذُّكُوْرَ ۙ
Lillāhi
mulkus-samāwāti wal-arḍ(i), yakhluqu mā yasyā'(u), yahabu limay yasyā'u
ināṡaw wa yahabu limay yasyā'uż-żukūr(a).
Milik Allahlah
kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan
anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, memberikan anak laki-laki
kepada siapa yang Dia kehendaki,
50
اَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَّاِنَاثًا ۚوَيَجْعَلُ مَنْ
يَّشَاۤءُ عَقِيْمًا ۗاِنَّهٗ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ
Au yuzawwijuhum
żukrānaw wa ināṡā(n), wa yaj‘alu may yasyā'u ‘aqīmā(n), innahū
‘alīmun qadīr(un).
atau Dia
menganugerahkan (keturunan) laki-laki dan perempuan, serta menjadikan mandul
siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha
Kuasa.
51
۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا
اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا
يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ
Wa mā kāna libasyarin
ay yukallimahullāhu illā waḥyan au miw warā'i ḥijābin au yursila rasūlan fa yūḥiya bi'iżnihī mā yasyā'(u),
innahū ‘aliyyun ḥakīm(un).
Tidak mungkin bagi
seorang manusia untuk diajak berbicara langsung oleh Allah, kecuali dengan
(perantaraan) wahyu, dari belakang tabir, atau dengan mengirim utusan
(malaikat) lalu mewahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.
52
وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَا ۗمَا
كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِيْمَانُ وَلٰكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا
نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِنَا ۗوَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى
صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۙ
Wa każālika auḥainā ilaika rūḥam min amrinā, mā kunta tadrī mal-kitābu wa
lal-īmānu wa lākin ja‘alnāhu nūran nahdī bihī man nasyā'u min ‘ibādinā, wa
innaka latahdī ilā ṣirāṭim mustaqīm(in).
Demikianlah Kami
mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) rūh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami.
Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman
itu, tetapi Kami menjadikannya (Al-Qur’an) cahaya yang dengannya Kami memberi
petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Sesungguhnya
engkau benar-benar membimbing (manusia) ke jalan yang lurus,
53
صِرَاطِ اللّٰهِ الَّذِيْ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى
الْاَرْضِۗ اَلَآ اِلَى اللّٰهِ تَصِيْرُ الْاُمُوْرُ ࣖ
Ṣirāṭillāhil-lażī lahū mā
fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), alā ilallāhi taṣīrul-umūr(u).
(yaitu)
jalan Allah yang milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Ketahuilah (bahwa) kepada Allahlah segala urusan kembali!