Al-Qur'an Surat An-Nur 1-64 (Bacaan Lengkap, Arab Latin, Terjemahan dan Audio)


Audio Surat An-Nur 1-64



 

1





سُوْرَةٌ اَنْزَلْنٰهَا وَفَرَضْنٰهَا وَاَنْزَلْنَا فِيْهَآ
اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍ لَّعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ





Sūratun anzalnāhā wa
fara
nāhā wa anzalnā fīhā āyātim bayyinātil la‘allakum
tażakkarūn(a).



(Inilah)
surah yang Kami turunkan, Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum)-nya, dan Kami
turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas agar kamu mengambil pelajaran.





2





اَلزَّانِيَةُ وَالزَّانِيْ فَاجْلِدُوْا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا
مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖوَّلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اِنْ
كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۚ وَلْيَشْهَدْ
عَذَابَهُمَا طَاۤىِٕفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ





Az-zāniyatu waz-zānī
fajlidū kulla wā
idim minhumā mi'ata jaldah(tan), wa lā ta'khużkum
bihimā ra'fatun fī dīnillāhi in kuntum tu'minūna billāhi wal-yaumil-ākhir(i),
walyasyhad ‘ażābahumā
ā'ifatum minal-mu'minīn(a).



Pezina perempuan dan
pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali dan
janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (melaksanakan)
agama (hukum) Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Hendaklah
(pelaksanaan) hukuman atas mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang mukmin.





3





اَلزَّانِيْ لَا يَنْكِحُ اِلَّا زَانِيَةً اَوْ مُشْرِكَةً
ۖوَّالزَّانِيَةُ لَا يَنْكِحُهَآ اِلَّا زَانٍ اَوْ مُشْرِكٌ ۚوَحُرِّمَ ذٰلِكَ
عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ





Az-zānī lā yankiu illā zāniyatan au musyrikah(tan), waz-zāniyatu lā yankiuhā illā zānin au musyrik(un), wa urrima żālika ‘alal-mu'minīn(a).



Pezina laki-laki tidak
pantas menikah, kecuali dengan pezina perempuan atau dengan perempuan musyrik
dan pezina perempuan tidak pantas menikah, kecuali dengan pezina laki-laki atau
dengan laki-laki musyrik. Yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin.





4





وَالَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ الْمُحْصَنٰتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوْا
بِاَرْبَعَةِ شُهَدَاۤءَ فَاجْلِدُوْهُمْ ثَمٰنِيْنَ جَلْدَةً وَّلَا تَقْبَلُوْا
لَهُمْ شَهَادَةً اَبَدًاۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ۙ





Wal-lażīna yarmūnal-muḥṣanāti umma lam ya'tū bi'arba‘ati syuhadā'a fajlidūhum
amānīna jaldataw wa lā taqbalū lahum syahādatan
abadā(n), wa ulā'ika humul-fāsiqūn(a).



Orang-orang yang
menuduh (berzina terhadap) perempuan yang baik-baik dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (para penuduh itu) delapan
puluh kali dan janganlah kamu menerima kesaksian mereka untuk selama-lamanya.
Mereka itulah orang-orang yang fasik,





5





اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْاۚ
فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ





Illal-lażīna tābū mim
ba‘di żālika wa a
laū, fa innallāha gafūrur
ra
īm(un).



kecuali mereka yang
bertobat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.





6





وَالَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ اَزْوَاجَهُمْ وَلَمْ يَكُنْ لَّهُمْ
شُهَدَاۤءُ اِلَّآ اَنْفُسُهُمْ فَشَهَادَةُ اَحَدِهِمْ اَرْبَعُ شَهٰدٰتٍۢ
بِاللّٰهِ ۙاِنَّهٗ لَمِنَ الصّٰدِقِيْنَ





Wal-lażīna yarmūna
azwājahum wa lam yakul lahum syuhadā'u illā anfusuhum fa syahādatu a
adihim arba‘u syahādātim billāh(i), innahū lamina-ādiqīn(a).



Orang-orang yang
menuduh istrinya berzina, padahal mereka tidak mempunyai saksi-saksi selain
diri mereka sendiri, maka kesaksian masing-masing orang itu ialah empat kali
bersumpah atas (nama) Allah, bahwa sesungguhnya dia termasuk orang yang benar.





7





وَالْخَامِسَةُ اَنَّ لَعْنَتَ اللّٰهِ عَلَيْهِ اِنْ كَانَ مِنَ
الْكٰذِبِيْنَ





Wal-khāmisatu anna
la‘natallāhi ‘alaihi in kāna minal-kāżibīn(a).



(Sumpah)
yang kelima adalah bahwa laknat Allah atasnya jika dia termasuk orang-orang
yang berdusta.
514)



Catatan
Kaki



514) Seorang suami yang menuduh istrinya berbuat
zina, tetapi tidak dapat menghadirkan empat orang saksi, harus bersumpah dengan
nama Allah Swt. sebanyak empat kali bahwa tuduhannya adalah benar adanya.
Kemudian, dia bersumpah sekali lagi bahwa dia siap menerima laknat Allah jika
dia berdusta. Masalah ini dalam fikih dikenal dengan lian.





8





وَيَدْرَؤُا عَنْهَا الْعَذَابَ اَنْ تَشْهَدَ اَرْبَعَ شَهٰدٰتٍۢ
بِاللّٰهِ اِنَّهٗ لَمِنَ الْكٰذِبِيْنَ ۙ





Wa yadra'u
‘anhal-‘ażāba an tasyhada arba‘a syahādātim billāhi innahū laminal-kāżibīn(a).



Istri itu terhindar
dari hukuman apabila dia bersumpah empat kali atas (nama) Allah bahwa dia
(suaminya) benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta,





9





وَالْخَامِسَةَ اَنَّ غَضَبَ اللّٰهِ عَلَيْهَآ اِنْ كَانَ مِنَ
الصّٰدِقِيْنَ





Wal-khāmisata anna gaaballāhi ‘alaihā in kāna mina-ādiqīn(a).



(Sumpah)
yang kelima adalah bahwa kemurkaan Allah atasnya (istri) jika dia (suaminya)
itu termasuk orang yang benar.





10





وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ وَاَنَّ اللّٰهَ
تَوَّابٌ حَكِيْمٌ ࣖ





Wa lau lā falullāhi ‘alaikum wa ramatuhū wa annallāha
tawwābun
akīm(un).



Seandainya bukan
karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu dan (bukan karena) Allah Maha Penerima
Tobat lagi Maha Bijaksana, (niscaya kamu akan menemui kesulitan).





11





اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ لَا
تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ لِكُلِّ امْرِئٍ
مِّنْهُمْ مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِبْرَهٗ مِنْهُمْ
لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ





Innal-lażīna jā'ū bil-ifki
‘u
batum minkum, lā tasabūhu syarral lakum, bal huwa khairul lakum, likullimri'im
minhum maktasaba minal-i
m(i), wal-lażī tawallā kibrahū minhum lahū ‘ażābun
‘a
īm(un).



Sesungguhnya
orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah kelompok di antara kamu
(juga). Janganlah kamu mengira bahwa peristiwa itu buruk bagimu, sebaliknya itu
baik bagimu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang
diperbuatnya. Adapun orang yang mengambil peran besar di antara mereka, dia
mendapat azab yang sangat berat.
515)



Catatan
Kaki



515) Berita bohong ini mengenai ‘Aisyah r.a.,
Ummul Mukminin, setelah perang dengan Bani Mustaliq pada bulan Syakban 5 H.
Perang itu diikuti kaum munafik dan turut pula ‘Aisyah r.a. dengan Nabi saw.
berdasarkan undian yang diadakan di antara istri-istri beliau. Dalam perjalanan
kembali, mereka berhenti pada suatu tempat. ‘Aisyah r.a. keluar dari sekedupnya
untuk suatu keperluan, kemudian kembali. Tiba-tiba dia merasa kalungnya hilang,
lalu dia pun mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan
bahwa ‘Aisyah r.a. masih ada dalam sekedup. Setelah ‘Aisyah r.a. mengetahui
sekedupnya sudah berangkat, dia duduk di tempatnya dan berharap sekedup itu
akan kembali menjemputnya. Secara kebetulan, seorang sahabat Nabi bernama
Safwan bin Mu‘attal lewat di tempat itu dan menemukan seseorang yang sedang
tidur sendirian. Safwan terkejut seraya mengucapkan, “Innā lillāhi wa innā
ilaihi rāji‘ūn, istri Rasul!” ‘Aisyah r.a. terbangun. Lalu, Safwan
mempersilakan ‘Aisyah menaiki untanya. Safwan berjalan menuntun unta sampai
Madinah. Orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut pendapat
masing-masing. Mulailah timbul desas-desus. Kemudian, kaum munafik
membesar-besarkannya. Maka, fitnah atas ‘Aisyah r.a. itu pun bertambah luas
sehingga menimbulkan keguncangan di kalangan kaum muslim.





12





لَوْلَآ اِذْ سَمِعْتُمُوْهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُوْنَ
وَالْمُؤْمِنٰتُ بِاَنْفُسِهِمْ خَيْرًاۙ وَّقَالُوْا هٰذَآ اِفْكٌ مُّبِيْنٌ





Lau lā iż sami‘tumūhu annal-mu'minūna wal-mu'minātu bi'anfusihim khairā(n), wa qālū
hāżā ifkum mubīn(un).



Mengapa orang-orang
mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap kelompok mereka sendiri,
ketika kamu mendengar berita bohong itu, dan berkata, “Ini adalah (berita)
bohong yang nyata?”





13





لَوْلَا جَاۤءُوْ عَلَيْهِ بِاَرْبَعَةِ شُهَدَاۤءَۚ فَاِذْ لَمْ
يَأْتُوْا بِالشُّهَدَاۤءِ فَاُولٰۤىِٕكَ عِنْدَ اللّٰهِ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ





Lau lā jā'ū ‘alaihi
bi'arba‘ati syuhadā'(a), fa iż lam ya'tū bisy-syuhadā'i fa ulā'ika ‘indallāhi
humul-kāżibūn(a).



Mengapa mereka (yang
menuduh itu) tidak datang membawa empat saksi? Karena tidak membawa
saksi-saksi, mereka itu adalah para pendusta dalam pandangan Allah.





14





وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ فِى الدُّنْيَا
وَالْاٰخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِيْ مَآ اَفَضْتُمْ فِيْهِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ





Wa lau lā falullāhi ‘alaikum wa ramatuhū fid-dun-yā wal-ākhirati
lamassakum fīmā afa
tum fīhi ‘ażābun ‘aīm(un).



Seandainya bukan
karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu di dunia dan di akhirat, niscaya
kamu ditimpa azab yang sangat berat disebabkan oleh pembicaraan kamu tentang
(berita bohong) itu.





15





اِذْ تَلَقَّوْنَهٗ بِاَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُوْلُوْنَ
بِاَفْوَاهِكُمْ مَّا لَيْسَ لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ وَّتَحْسَبُوْنَهٗ هَيِّنًاۙ
وَّهُوَ عِنْدَ اللّٰهِ عَظِيْمٌ ۚ





Iż talaqqaunahū bi'alsinatikum
wa taqūlūna bi'afwāhikum mā laisa lakum bihī ‘ilmuw wa ta
sabūnahū hayyinā(n), wa huwa ‘indallāhi ‘aīm(un).



(Ingatlah)
ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut; kamu mengatakan
dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun; dan kamu menganggapnya
remeh, padahal dalam pandangan Allah itu masalah besar.





16





وَلَوْلَآ اِذْ سَمِعْتُمُوْهُ قُلْتُمْ مَّا يَكُوْنُ لَنَآ
اَنْ نَّتَكَلَّمَ بِهٰذَاۖ سُبْحٰنَكَ هٰذَا بُهْتَانٌ عَظِيْمٌ





Wa lau lā iż
sami‘tumūhu qultum mā yakūnu lanā an natakallama bihāżā, sub
ānaka hāżā buhtānun ‘aīm(un).



Mengapa ketika
mendengarnya (berita bohong itu), kamu tidak berkata, “Tidak pantas bagi kita
membicarakan ini. Maha Suci Engkau. Ini adalah kebohongan yang besar.”





17





يَعِظُكُمُ اللّٰهُ اَنْ تَعُوْدُوْا لِمِثْلِهٖٓ اَبَدًا اِنْ
كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ۚ





Ya‘iukumullāhu an ta‘ūdū limilihī abadan in kuntum
mu'minīn(a).



Allah memperingatkan
kamu agar (jangan) kembali mengulangi seperti itu selama-lamanya jika kamu
orang-orang mukmin.





18





وَيُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ
حَكِيْمٌ





Wa yubayyinullāhu
lakumul-āyāt(i), wallāhu ‘alīmun
akīm(un).



Allah menjelaskan
ayat-ayat(-Nya) kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.





19





اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ
وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ





Innal-lażīna yuibbūna an tasyī‘al-fāisyatu fil-lażīna āmanū
lahum ‘ażābun alīm(un), fid-dun-yā wal-ākhirah(ti), wallāhu ya‘lamu wa antum lā
ta‘lamūn(a).



Sesungguhnya
orang-orang yang senang atas tersebarnya (berita bohong) yang sangat keji itu
di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang sangat pedih di
dunia dan di akhirat. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.





20





وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ وَاَنَّ اللّٰهَ
رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ





Wa lau lā falullāhi ‘alaikum wa ramatuhū wa annallāha
ra'ūfur ra
īm(un).



Kalau bukan karena
karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu dan (bukan karena) Allah Maha Penyantun
lagi Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).





21





۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ
الشَّيْطٰنِۗ وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِنَّهٗ يَأْمُرُ
بِالْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ
مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًاۙ وَّلٰكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ
يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ





Yā ayyuhal-lażīna
āmanū lā tattabi‘ū khu
uwātisy-syaiān(i), wa may yattabi‘
khu
uwātisy-syaiāni fa innahū ya'muru
bil-fa
syā'i wal-munkar(i), wa lau lā falullāhi ‘alaikum wa ramatuhū mā zakā minkum
min a
adin abadā(n), wa lākinnallāha yuzakkī may
yasyā'(u), wallāhu samī‘un ‘alīm(un).



Wahai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan! Siapa yang mengikuti
langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh (manusia
mengerjakan perbuatan) yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah
dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari
perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya. Akan tetapi, Allah membersihkan
siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.





22





وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ
يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ
اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ
اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ





Wa lā ya'tali ulul-fali minkum was-sa‘ati ay yu'tū ulil-qurbā wal-masākīna wal-muhājirīna
fī sabīlillāh(i), wal ya‘fū wal ya
faū, alā tuibbūna ay yagfirallāhu lakum, wallāhu gafūrur
ra
īm(un).



Janganlah orang-orang
yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah
(tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan
orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.





23





اِنَّ الَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ الْمُحْصَنٰتِ الْغٰفِلٰتِ
الْمُؤْمِنٰتِ لُعِنُوْا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
ۙ





Innal-lażīna
yarmūnal-mu
ḥṣanātil-gāfilātil-mu'mināti lu‘inū fid-dun-yā
wal-ākhirah(ti), wa lahum ‘ażābun ‘a
īm(un).



Sesungguhnya
orang-orang yang menuduh perempuan baik-baik, polos,
516) dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di
dunia dan di akhirat dan mereka akan mendapat azab yang besar



Catatan
Kaki



516) Yang dimaksud dengan perempuan-perempuan yang
polos adalah perempuan-perempuan yang tidak pernah sekali pun tebersit dalam
pikirannya untuk berbuat keji.





24





يَّوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ اَلْسِنَتُهُمْ وَاَيْدِيْهِمْ
وَاَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ





Yauma tasyhadu
‘alaihim alsinatuhum wa aidīhim wa arjuluhum bimā kānū ya‘malūn(a).



pada hari (ketika)
lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang
dahulu mereka kerjakan.





25





يَوْمَىِٕذٍ يُّوَفِّيْهِمُ اللّٰهُ دِيْنَهُمُ الْحَقَّ
وَيَعْلَمُوْنَ اَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ





Yauma'iżiy
yuwaffīhimullāhu dīnahumul-
aqqa wa ya‘lamūna annallāha huwal-aqqul-mubīn(u).



Pada hari itu Allah
menyempurnakan balasan yang sebenarnya bagi mereka dan mereka mengetahui bahwa
sesungguhnya Allah Maha Benar lagi Maha Menjelaskan.





26





اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ
لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ
اُولٰۤىِٕكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ
كَرِيْمٌ ࣖ





Al-khabīātu lil-khabīīna wal-khabīūna lil-khabīāt(i), wa-ayyibātu li-ayyibīna wa-ayyibūna li-ayyibāt(i), ulā'ika
mubarra'ūna mimmā yaqūlūn(a), lahum magfiratuw wa rizqun karīm(un).



Perempuan-perempuan
yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk
perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik
untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan
yang baik (pula). Mereka (yang baik) itu bersih dari apa yang dituduhkan orang.
Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.
517)



Catatan
Kaki



517) Ayat ini menunjukkan kesucian ‘Aisyah r.a.
dan Safwan dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Rasulullah adalah
orang yang paling baik. Maka, perempuan yang baik pulalah yang menjadi istri
beliau.





27





يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا
غَيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتّٰى تَسْتَأْنِسُوْا وَتُسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَهْلِهَاۗ
ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ





Yā ayyuhal-lażīna
āmanū lā tadkhulū buyūtan gaira buyūtikum
attā tasta'nisū wa
tusallimū ‘alā ahlihā, żālikum khairul lakum la‘allakum tażakkarūn(a).



Wahai orang-orang yang
beriman, janganlah memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan
memberi salam kepada penghuninya. Demikian itu lebih baik bagimu agar kamu mengambil
pelajaran.





28





فَاِنْ لَّمْ تَجِدُوْا فِيْهَآ اَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوْهَا
حَتّٰى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَاِنْ قِيْلَ لَكُمُ ارْجِعُوْا فَارْجِعُوْا هُوَ
اَزْكٰى لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ





Fa illam tajidū fīhā aadan falā tadkhulūhā attā yu'żana lakum wa
in qīla lakumurji‘ū farji‘ū huwa azkā lakum, wallāhu bimā ta‘malūna ‘alīm(un).



Jika kamu tidak
menemui seorang pun di dalamnya, janganlah masuk sebelum mendapat izin. Jika
dikatakan kepadamu, “Kembalilah,” (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci
bagimu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.





29





لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ
مَسْكُوْنَةٍ فِيْهَا مَتَاعٌ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُوْنَ وَمَا
تَكْتُمُوْنَ





Laisa ‘alaikum junāun an tadkhulū buyūtan gaira maskūnatin fīhā matā‘ul lakum, wallāhu
ya‘lamu mā tubdūna wa mā taktumūn(a).



Tidak ada dosa atasmu
memasuki rumah yang tidak dihuni (sebagai tempat umum) yang di dalamnya ada
kepentingan kamu; Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu
sembunyikan.





30





قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ
وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ
بِمَا يَصْنَعُوْنَ





Qul lil-mu'minīna yaguḍḍū min abārihim wa yafaū furūjahum, żālika azkā lahum, innallāha khabīrum bimā yana‘ūn(a).



Katakanlah kepada
laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara
kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Teliti terhadap apa yang mereka perbuat.





31





وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ
وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ
مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ
زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ
بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ
اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ
نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ
اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا
عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا
يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ
الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ





Wa qul lil-mu'mināti
yag
una min abārihinna wa yafana furūjahunna wa lā
yubdīna zīnatahunna illā mā
ahara minhā walyaribna bikhumurihinna ‘alā juyūbihinn(a), wa lā yubdīna zīnatahunna
illā libu‘ūlatihinna au ābā'ihinna au abnā'ihinna au abnā'i bu‘ūlatihinna au
ikhwānihinna au banī ikhwānihinna au nisā'ihinna au mā malakat aimānuhunna
awit-tābi‘īna gairi ulil-irbati minar-rijāli awi
-iflil-lażīna lam yaharū ‘alā ‘aurātin-nisā'(i),
wa lā ya
ribna bi'arjulihinna liyu‘lama mā yukhfīna min
zīnatihinn(a), wa tūbū ilallāhi jamī‘an ayyuhal-mu'minūna la‘allakum tufli
ūn(a).



Katakanlah kepada para
perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara
kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali
yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.
Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada
suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra
suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki
mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim),
hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada
Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.





32





وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ
عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ
مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ





Wa ankiul-ayāmā minkum wa-āliīna min ‘ibādikum wa imā'ikum, iy yakūnū fuqarā'a
yugnihimullāhu min fa
lih(ī), wallāhu wāsi‘un ‘alīm(un).



Nikahkanlah
orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak
(menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika
mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya.
Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.





33





وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى
يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا
مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا
وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا
فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ
الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ
اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ





Walyasta‘fifil-lażīna
lā yajidūna nikā
an attā yugniyahumullāhu
min fa
lih(ī), wal-lażīna yabtagūnal-kitāba mimmā
malakat aimānukum fa kātibūhum in ‘alimtum fīhim khairaw wa ātūhum mim mālillāhil-lażī
ātākum, wa lā tukrihū fatayātikum ‘alal-bigā'i in aradna ta
aṣṣunal litabtagū ‘araal-ayātid-dun-yā, wa may yukrihhunna fa innallāha
mim ba‘di ikrāhihinna gafūrur ra
īm(un).



Orang-orang yang tidak
mampu menikah, hendaklah menjaga kesucian (diri)-nya sampai Allah memberi
kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. (Apabila) hamba sahaya yang kamu miliki
menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian dengan
mereka jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka. Berikanlah kepada mereka
sebagian harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Janganlah kamu paksa hamba
sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, jika mereka sendiri menginginkan
kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Siapa yang
memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
(kepada mereka) setelah mereka dipaksa.





34





وَلَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ اٰيٰتٍ مُّبَيِّنٰتٍ وَّمَثَلًا
مِّنَ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِيْنَ ࣖ





Wa laqad anzalnā
ilaikum āyātim mubayyinātiw wa ma
alam minal-lażīna
khalau min qablikum wa mau‘i
atal lil-muttaqīn(a).



Sungguh, Kami
benar-benar telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penjelasan,
contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu, dan pelajaran bagi
orang-orang yang bertakwa.





35





۞ اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ
كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ
كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ
لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ
تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ
يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيْمٌ ۙ





Allāhu nūrus-samāwāti
wal-ar
(i), maalu nūrihī kamisykātin
fīhā mi
(un), al-miu fī zujājah(tin), az-zujājatu ka'annahā
kaukabun durriyyuy yūqadu min syajaratim mubārakatin zaitūnatil lā syarqiyyatiw
wa lā garbiyyah(tin), yakādu zaituhā yu
ī'u wa lau lam
tamsashu nār(un), nūrun ‘alā nūr(in), yahdillāhu linūrihī may yasyā'(u), wa ya
ribullāhul-amāla lin-nās(i), wallāhu bikulli syai'in ‘alīm(un).



Allah (pemberi) cahaya
(pada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada
dinding) yang tidak tembus
518) yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang
berkilauan seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di
barat,
519) yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis).
Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.



Catatan
Kaki



518) Lubang yang tidak tembus (misykāt) ialah
suatu lubang di dinding rumah yang tidak tembus sampai ke sebelahnya, yang
biasanya digunakan untuk tempat menaruh lampu atau barang-barang lainnya.
519) Pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit. Pohon itu mendapat sinar
matahari, sejak terbit hingga menjelang terbenam, sehingga tumbuh subur dan
buahnya menghasilkan minyak yang baik.





36





فِيْ بُيُوْتٍ اَذِنَ اللّٰهُ اَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيْهَا
اسْمُهٗۙ يُسَبِّحُ لَهٗ فِيْهَا بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ ۙ





Fī buyūtin ażinallāhu
an turfa‘a wa yużkara fīhasmuh(ū), yusabbi
u lahū fīhā
bil-guduwwi wal-ā
āl(i).



(Cahaya
itu ada) di rumah-rumah yang telah Allah perintahkan untuk dimuliakan dan
disebut di dalamnya nama-Nya. Di dalamnya senantiasa bertasbih
520) kepada-Nya pada waktu pagi dan petang



Catatan
Kaki



520) Yang bertasbih ialah orang yang disebut pada
ayat 37.





37





رِجَالٌ لَّا تُلْهِيْهِمْ تِجَارَةٌ وَّلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ
اللّٰهِ وَاِقَامِ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءِ الزَّكٰوةِ ۙيَخَافُوْنَ يَوْمًا
تَتَقَلَّبُ فِيْهِ الْقُلُوْبُ وَالْاَبْصَارُ ۙ





Rijālul lā tulhīhim
tijāratuw wa lā bai‘un ‘an żikrillāhi wa iqāmi
-alāti wa ītā'iz-zakāh(ti), yakhāfūna yauman tataqallabu fīhil-qulūbu
wal-ab
ār(u).



orang-orang yang tidak
dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat,
dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan
menjadi guncang (hari Kiamat).





38





لِيَجْزِيَهُمُ اللّٰهُ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَيَزِيْدَهُمْ
مِّنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ





Liyajziyahumullāhu asana mā ‘amilū wa yazīduhum min falih(ī), wallāhu
yarzuqu may yasyā'u bigairi
isāb(in).



(Mereka
melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka yang lebih baik
daripada apa yang telah mereka kerjakan dan agar Dia menambah karunia-Nya
kepada mereka. Allah menganugerahkan rezeki kepada siapa saja yang Dia
kehendaki tanpa batas.





39





وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍۢ بِقِيْعَةٍ
يَّحْسَبُهُ الظَّمْاٰنُ مَاۤءًۗ حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَهٗ لَمْ يَجِدْهُ شَيْـًٔا
وَّوَجَدَ اللّٰهَ عِنْدَهٗ فَوَفّٰىهُ حِسَابَهٗ ۗ وَاللّٰهُ سَرِيْعُ الْحِسَابِ
ۙ





Wal-lażīna kafarū
a‘māluhum kasarābim biqī‘atiy ya
sabuhu-am'ānu mā'ā(n), attā iżā jā'ahū lam
yajidhu syai'aw wa wajadallāha ‘indahū fa waffāhu
isābah(ū), wallāhu sarī‘ul-isāb(i).



Orang-orang yang
kufur, amal perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar.
Orang-orang yang dahaga menyangkanya air, hingga apabila ia mendatanginya, ia
tidak menjumpai apa pun. (Sebaliknya,) ia mendapati (ketetapan) Allah (baginya)
di sana, lalu Dia memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna.
Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
521)



Catatan
Kaki



521) Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka
tidak didasarkan atas iman, tidaklah mendapat balasan dari Allah Swt. di
akhirat, walaupun di dunia mereka mengira akan mendapat balasan atas amal
mereka itu.





40





اَوْ كَظُلُمٰتٍ فِيْ بَحْرٍ لُّجِّيٍّ يَّغْشٰىهُ مَوْجٌ مِّنْ
فَوْقِهٖ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ سَحَابٌۗ ظُلُمٰتٌۢ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍۗ
اِذَآ اَخْرَجَ يَدَهٗ لَمْ يَكَدْ يَرٰىهَاۗ وَمَنْ لَّمْ يَجْعَلِ اللّٰهُ لَهٗ
نُوْرًا فَمَا لَهٗ مِنْ نُّوْرٍ ࣖ





Au kaulumātin fī baril lujjiyyiy yagsyāhu maujum min fauqihī
maujum min fauqihī sa
āb(un), ulumātum ba‘uhā fauqa ba‘(in), iżā akhraja yadahū lam yakad yarāhā, wa
mal lam yaj‘alillāhu lahū nūran famā lahū min nūr(in).



Atau, (amal perbuatan
orang-orang yang kufur itu) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang
diliputi oleh gelombang demi gelombang yang di atasnya ada awan gelap. Itulah
gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya, ia
benar-benar tidak dapat melihatnya. Siapa yang tidak diberi cahaya (petunjuk)
oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun.





41





اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ
وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ
وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ





Alam tara annallāha
yusabbi
u lahū man fis-samāwāti wal-ari wa-airu āffāt(in), kullun qad ‘alima alātahū wa tasbīah(ū), wallāhu ‘alīmum bimā yaf‘alūn(a).



Tidakkah engkau (Nabi
Muhammad) tahu bahwa sesungguhnya kepada Allahlah apa yang di langit dan di
bumi dan burung-burung yang merentangkan sayapnya senantiasa bertasbih.
Masing-masing sungguh telah mengetahui doa dan tasbihnya. Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka lakukan.





42





وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَاِلَى اللّٰهِ
الْمَصِيْرُ





Wa lillāhi
mulkus-samāwāti wal-ar
(i), wa ilallāhil-maīr(u).



Milik Allahlah
kerajaan langit dan bumi dan hanya kepada Allahlah kembalinya (seluruh
makhluk).





43





اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ
بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ
وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ
مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ
يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِ ۗ





Alam tara annallāha
yuzjī sa
āban umma yu'allifu bainahū
umma yaj‘aluhū rukāman fa taral-wadqa yakhruju
min khilālih(ī), wa yunazzilu minas-samā'i min jibālin fīhā mim baradin fa yu
ību bihī may yasyā'u wa yarifuhū ‘am may yasyā'(u),
yakādu sanā barqihī yażhabu bil-ab
ār(i).



Tidakkah engkau
melihat bahwa sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian
mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat
hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es
dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka,
Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan
memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir
menghilangkan penglihatan.





44





يُقَلِّبُ اللّٰهُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ
لَعِبْرَةً لِّاُولِى الْاَبْصَارِ





Yuqallibullāhul-laila
wan-nahār(a), inna fī żālika la‘ibratal li'ulil-ab
ār(i).



Allah menjadikan malam
dan siang silih berganti. Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam).





45





وَاللّٰهُ خَلَقَ كُلَّ دَاۤبَّةٍ مِّنْ مَّاۤءٍۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ
يَّمْشِيْ عَلٰى بَطْنِهٖۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰى رِجْلَيْنِۚ
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰٓى اَرْبَعٍۗ يَخْلُقُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُۗ
اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ





Wallāhu khalaqa kulla
dābbatim mim mā'(in), fa minhum may yamsyī ‘alā ba
inih(ī), wa minhum may yamsyī ‘alā rijlain(i), wa minhum may
yamsyī ‘alā arba‘(in), yakhluqullāhu mā yasyā'(u), innallāha ‘alā kulli syai'in
qadīr(un).



Allah menciptakan
semua jenis hewan dari air. Sebagian berjalan dengan perutnya, sebagian
berjalan dengan dua kaki, dan sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki.
Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.





46





لَقَدْ اَنْزَلْنَآ اٰيٰتٍ مُّبَيِّنٰتٍۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ
يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ





Laqad anzalnā āyātim
mubayyināt(in), wallāhu yahdī may yasyā'u ilā
irāim mustaqīm(in).



Sungguh, Kami telah
menurunkan ayat-ayat yang memberi penjelasan. Allah memberi petunjuk kepada
siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk
menerima petunjuk).





47





وَيَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالرَّسُوْلِ وَاَطَعْنَا
ثُمَّ يَتَوَلّٰى فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَۗ وَمَآ اُولٰۤىِٕكَ
بِالْمُؤْمِنِيْنَ





Wa yaqūlūna āmannā
billāhi wa bir-rasūli wa a
a‘nā umma yatawallā farīqum
minhum mim ba‘di żālik(a), wa mā ulā'ika bil-mu'minīn(a).



Mereka (orang-orang
munafik) berkata, “Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul (Nabi Muhammad)
dan kami menaati (keduanya).” Kemudian, sebagian dari mereka berpaling setelah
itu. Mereka itu bukanlah orang-orang mukmin.





48





وَاِذَا دُعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ
بَيْنَهُمْ اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ مُّعْرِضُوْنَ





Wa iżā du‘ū ilallāhi
wa rasūlihī liya
kuma bainahum iżā farīqum minhum mu‘riūn(a).



Apabila mereka diajak
kepada Allah dan Rasul-Nya agar ia (Rasul) memutuskan perkara di antara mereka,
tiba-tiba sebagian dari mereka berpaling.





49





وَاِنْ يَّكُنْ لَّهُمُ الْحَقُّ يَأْتُوْٓا اِلَيْهِ مُذْعِنِيْنَ





Wa iy yakul lahumul-aqqu ya'tū ilaihi muż‘inīn(a).



Akan tetapi, jika
kebenaran (putusan Rasul) menguntungkan mereka, mereka datang kepadanya (Rasul)
dengan patuh.





50





اَفِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ اَمِ ارْتَابُوْٓا اَمْ يَخَافُوْنَ
اَنْ يَّحِيْفَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُوْلُهٗ ۗبَلْ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ
الظّٰلِمُوْنَ ࣖ





Afī qulūbihim maraun amirtābū am yakhāfūna ay yaīfallāhu ‘alaihim wa
rasūluh(ū), bal ulā'ika humu
-ālimūn(a).



Apakah (sikap mereka
yang demikian itu karena) dalam hati mereka ada penyakit atau (karena) mereka
ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berbuat zalim
kepada mereka? Sebaliknya, mereka itulah orang-orang yang zalim.





51





اِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذَا دُعُوْٓا اِلَى
اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اَنْ يَّقُوْلُوْا سَمِعْنَا
وَاَطَعْنَاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ





Innamā kāna
qaulal-mu'minīna iżā du‘ū ilallāhi wa rasūlihī liya
kuma bainahum ay yaqūlū sami‘nā wa aa‘nā, wa ulā'ika humul-mufliūn(a).



Sesungguhnya yang
merupakan ucapan orang-orang mukmin, apabila mereka diajak kepada Allah dan
Rasul-Nya agar ia memutuskan (perkara) di antara mereka,
522) hanyalah, “Kami mendengar dan kami taat.” Mereka itulah
orang-orang beruntung.



Catatan
Kaki



522) Maksudnya, di antara kaum muslim sendiri atau
di antara kaum muslim dan nonmuslim.





52





وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَخْشَ اللّٰهَ وَيَتَّقْهِ
فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ





Wa may yui‘illāha wa rasūlahū wa yakhsyallāha wa yattaqhi fa ulā'ika
humul-fā'izūn(a).



Siapa yang taat kepada
Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka
itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.





53





۞ وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ لَىِٕنْ
اَمَرْتَهُمْ لَيَخْرُجُنَّۗ قُلْ لَّا تُقْسِمُوْاۚ طَاعَةٌ مَّعْرُوْفَةٌ ۗاِنَّ
اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ





Wa aqsamū billāhi
jahda aimānihim la'in amartahum layakhrujunn(a), qul lā tuqsimū,
ā‘atum ma‘rūfah(tun), innallāha khabīrum bimā ta‘malūn(a).



Mereka bersumpah atas
(nama) Allah dengan sungguh-sungguh bahwa jika engkau menyuruh mereka
(berperang), pastilah mereka akan berangkat. Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Janganlah kamu bersumpah (karena yang diminta) adalah ketaatan yang baik.
Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”





54





قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَۚ فَاِنْ
تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَّا حُمِّلْتُمْۗ
وَاِنْ تُطِيْعُوْهُ تَهْتَدُوْاۗ وَمَا عَلَى الرَّسُوْلِ اِلَّا الْبَلٰغُ
الْمُبِيْنُ





Qul aī‘ullāha wa aī‘ur-rasūl(a), fa in tawallau fa innamā ‘alaihi
ummila wa ‘alaikum mā ummiltum, wa in tuī‘ūhu tahtadū, wa mā ‘alar
rasūli illal-balāgul-mubīn(u).



Katakanlah, “Taatlah
kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling, sesungguhnya
kewajiban Rasul (Nabi Muhammad) hanyalah apa yang dibebankan kepadanya dan
kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya,
niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat
Allah) dengan jelas.”





55





وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا
الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ
مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا
يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ
الْفٰسِقُوْنَ





Wa‘adallāhul-lażīna
āmanū minkum wa ‘amilu
-āliāti layastakhlifannahum fil-ari kamastakhlafal-lażīna
min qablihim, wa layumakkinanna lahum dīnahumul-lażirta
ā lahum wa layubaddilannahum mim ba‘di khaufihim amnā(n), ya‘budūnanī
lā yusyrikūna bī syai'ā(n), wa man kafara ba‘da żālika fa ulā'ika humul-fāsiqūn(a).



Allah telah berjanji
kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan
bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia sungguh akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah Dia ridai; dan Dia sungguh akan mengubah (keadaan)
mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku
dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Siapa yang kufur
setelah (janji) tersebut, mereka itulah orang-orang fasik.





56





وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَطِيْعُوا
الرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ





Wa aqīmu-alāta wa ātuz-zakāta wa aī‘ur-rasūla la‘allakum turamūn(a).



Dirikanlah salat,
tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul (Nabi Muhammad) agar kamu
dirahmati.





57





لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مُعْجِزِيْنَ فِى الْاَرْضِۚ
وَمَأْوٰىهُمُ النَّارُۗ وَلَبِئْسَ الْمَصِيْرُ ࣖ





Lā tasabannal-lażīna kafarū mu‘jizīna fil-ar(i), wa ma'wāhumun-nār(u), wa labi'sal-maīr(u).



Janganlah engkau
mengira bahwa orang-orang yang kufur itu dapat melemahkan Allah di bumi
(sehingga dapat menghindar dari siksa-Nya). Tempat kembali mereka (di akhirat)
adalah neraka. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.





58





يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِيْنَ
مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ وَالَّذِيْنَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلٰثَ
مَرّٰتٍۗ مِنْ قَبْلِ صَلٰوةِ الْفَجْرِ وَحِيْنَ تَضَعُوْنَ ثِيَابَكُمْ مِّنَ
الظَّهِيْرَةِ وَمِنْۢ بَعْدِ صَلٰوةِ الْعِشَاۤءِۗ ثَلٰثُ عَوْرٰتٍ لَّكُمْۗ
لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌۢ بَعْدَهُنَّۗ طَوَّافُوْنَ
عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ
الْاٰيٰتِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ





Yā ayyuhal-lażīna
āmanū liyasta'żinkumul-lażīna malakat aimānukum wal-lażīna lam yablugul-
uluma minkum alāa marrāt(in), min
qabli
alātil-fajri wa īna taa‘ūna iyābakum mina-ahīrati wa mim ba‘di alātil-‘isyā'(i), alāu ‘aurātil lakum, laisa ‘alaikum wa lā ‘alaihim
junā
um ba‘dahunn(a), awwāfūna ‘alaikum ba‘ukum ‘alā ba‘(in), każālika yubayyinullāhu lakumul-āyāt(i), wallāhu ‘alīmun akīm(un).



Wahai orang-orang yang
beriman, hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki dan
orang-orang yang belum balig (dewasa) di antara kamu meminta izin kepada kamu
tiga kali, yaitu sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian
(luar)-mu di tengah hari, dan setelah salat Isya. (Itu adalah) tiga (waktu yang
biasanya) aurat (terbuka) bagi kamu.
523) Tidak ada dosa
bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu. (Mereka)
sering keluar masuk menemuimu. Sebagian kamu (memang sering keluar masuk) atas
sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat kepadamu. Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.



Catatan
Kaki



523) Maksudnya adalah tiga waktu ketika aurat
sering terbuka. Oleh sebab itu, Allah Swt. melarang hamba sahaya dan anak-anak
di bawah umur untuk masuk ke kamar tidur orang dewasa tanpa izin pada ketiga
waktu tersebut.





59





وَاِذَا بَلَغَ الْاَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ
فَلْيَسْتَأْذِنُوْا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ كَذٰلِكَ
يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ





Wa iżā balagal-afālu minkumul-uluma falyasta'żinū kamasta'żanal-lażīna min
qablihim, każālika yubayyinullāhu lakum āyātih(ī),wallāhu ‘alīmun
akīm(un).



Apabila anak-anak di
antaramu telah sampai umur dewasa, hendaklah mereka meminta izin seperti halnya
orang-orang yang (telah dewasa) sebelum mereka (juga) meminta izin.
524) Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu.
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.



Catatan
Kaki



524) Anak-anak dari orang merdeka yang bukan
mahram dan telah mencapai usia balig harus meminta izin terlebih dahulu jika
hendak masuk ke kamar tidur orang tua, seperti cara orang-orang yang disebut
pada ayat 27 dan 28 di surah ini.





60





وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاۤءِ الّٰتِيْ لَا يَرْجُوْنَ نِكَاحًا
فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ اَنْ يَّضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجٰتٍۢ
بِزِيْنَةٍۗ وَاَنْ يَّسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَّهُنَّۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ





Wal-qawā‘idu
minan-nisā'il-lātī lā yarjūna nikā
an fa laisa ‘alaihinna
junā
un ay yaa‘na iyābahunna gaira mutabarrijātim bizīnah(tin), wa ay yasta‘fifna
khairul lahunn(a), wallāhu samī‘un ‘alīm(un).



Para perempuan tua
yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak lagi berhasrat
menikah, tidak ada dosa bagi mereka menanggalkan pakaian (luar)
525) dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan. Akan
tetapi, memelihara kehormatan (tetap mengenakan pakaian luar) lebih baik bagi
mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.



Catatan
Kaki



525) Maksudnya adalah pakaian luar yang kalau
dibuka tidak menampakkan aurat.





61





لَيْسَ عَلَى الْاَعْمٰى حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْاَعْرَجِ حَرَجٌ
وَّلَا عَلَى الْمَرِيْضِ حَرَجٌ وَّلَا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَنْ تَأْكُلُوْا
مِنْۢ بُيُوْتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اٰبَاۤىِٕكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اُمَّهٰتِكُمْ اَوْ
بُيُوْتِ اِخْوَانِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخَوٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَعْمَامِكُمْ
اَوْ بُيُوْتِ عَمّٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخْوَالِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ خٰلٰتِكُمْ
اَوْ مَا مَلَكْتُمْ مَّفَاتِحَهٗٓ اَوْ صَدِيْقِكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ
اَنْ تَأْكُلُوْا جَمِيْعًا اَوْ اَشْتَاتًاۗ فَاِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوْتًا
فَسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُبٰرَكَةً
طَيِّبَةً ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ
تَعْقِلُوْنَ ࣖ





Laisa ‘alal-a‘mā arajuw wa lā ‘alal-a‘raji arajuw wa lā ‘alal-marīi arajuw wa lā ‘alā anfusikum an ta'kulū mim
buyūtikum au buyūti ābā'ikum au buyūti ummahātikum au buyūti ikhwānikum au
buyūti akhawātikum au buyūti a‘māmikum au buyūti ‘ammātikum au buyūti
akhwālikum au buyūti khālātikum au mā malaktum mafāti
ahū au adīqikum, laisa ‘alaikum junāun an ta'kulū jamī‘an au asytātā(n), fa iżā dakhaltum buyūtan fa
sallimū ‘alā anfusikum ta
iyyatam min ‘indillāhi mubārakatan ayyibah(tan), każālika yubayyinullāhu lakumul-āyāti la‘allakum
ta‘qilūn(a).



Tidak ada halangan
bagi orang buta, orang pincang, orang sakit, dan dirimu untuk makan
(bersama-sama mereka) di rumahmu, di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu,
di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang
perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah
saudara-saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibumu yang
laki-laki, di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan, (di rumah) yang kamu
miliki kuncinya, atau (di rumah) kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagimu untuk
makan bersama-sama mereka atau sendiri-sendiri. Apabila kamu memasuki
rumah-rumah itu, hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti
memberi salam) kepada dirimu sendiri dengan salam yang penuh berkah dan baik
dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) kepadamu agar
kamu mengerti.





62





اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ
وَرَسُوْلِهٖ وَاِذَا كَانُوْا مَعَهٗ عَلٰٓى اَمْرٍ جَامِعٍ لَّمْ يَذْهَبُوْا
حَتّٰى يَسْتَأْذِنُوْهُۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَأْذِنُوْنَكَ اُولٰۤىِٕكَ
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۚ فَاِذَا اسْتَأْذَنُوْكَ
لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِّمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ
اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ





Innamal-mu'minūnal-lażīna
āmanū billāhi wa rasūlihī wa iżā kānū ma‘ahū ‘alā amrin jāmi‘il lam yażhabū
attā yasta'żinūh(u), innal-lażīna yasta'żinūnaka ulā'ikal-lażīna
yu'minūna billāhi wa rasūlih(ī), fa iżasta'żanūka liba‘
i sya'nihim fa'żal liman syi'ta minhum wastagfir lahumullāh(a),
innallāha gafūrur ra
īm(un).



(Yang
disebut) orang-orang (yang benar-benar) mukmin hanyalah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad), dan apabila mereka berada
bersama-sama dengan dia (Nabi Muhammad) dalam suatu urusan bersama, mereka
tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya
orang-orang yang meminta izin kepadamu (Nabi Muhammad), mereka itulah
orang-orang yang (benar-benar) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka,
apabila mereka meminta izin kepadamu karena suatu keperluan, berilah izin
kepada siapa yang engkau kehendaki di antara mereka dan mohonkanlah ampunan
untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.





63





لَا تَجْعَلُوْا دُعَاۤءَ الرَّسُوْلِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاۤءِ
بَعْضِكُمْ بَعْضًاۗ قَدْ يَعْلَمُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ يَتَسَلَّلُوْنَ مِنْكُمْ
لِوَاذًاۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِهٖٓ اَنْ
تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ





Lā taj‘alū
du‘ā'ar-rasūli bainakum kadu‘ā'i ba‘
ikum ba‘ā(n), qad ya'lamullāhul-lażīna yatasallalūna minkum liwāżā(n),
falya
żaril-lażīna yukhālifūna ‘an amrihī an tuībahum fitnatun au yuībahum ‘ażābun alīm(un).



Janganlah kamu
menjadikan panggilan Rasul (Nabi Muhammad) di antara kamu seperti panggilan
sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sungguh, Allah mengetahui
orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi di antara kamu dengan
berlindung (kepada kawannya). Maka, hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.





64





اَلَآ اِنَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قَدْ
يَعْلَمُ مَآ اَنْتُمْ عَلَيْهِۗ وَيَوْمَ يُرْجَعُوْنَ اِلَيْهِ فَيُنَبِّئُهُمْ
بِمَا عَمِلُوْاۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ





Alā inna lillāhi mā
fis-samāwāti wal-ar
(i), qad ya‘lamu mā antum ‘alaih(i), wa yauma
yurja‘ūna ilaihi fa yunabbi'uhum bimā ‘amilū, wallāhu bikulli syai'in
‘alīm(un).



Ketahuilah (bahwa)
sesungguhnya milik Allahlah apa yang di langit dan di bumi. Dia benar-benar
mengetahui keadaan kamu sekarang dan (benar-benar mengetahui pula) hari (ketika
mereka) dikembalikan kepada-Nya, lalu Dia menerangkan kepada mereka apa yang
telah mereka kerjakan. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.



 

Related Posts

Daftar Surat Al-Qur'an Indonesia


1

Al-Fātiḥah (Pembuka)

Makkiyah7 Ayat

الفاتحة

2

Al-Baqarah (Sapi)

Madaniyah286 Ayat

البقرة

3

Āli ‘Imrān(Keluarga Imran)

Madaniyah200 Ayat

اٰل عمرٰن

4

An-Nisā' (Perempuan)

Madaniyah176 Ayat

النّساۤء

5

Al-Mā'idah(Hidangan)

Madaniyah120 Ayat

الماۤئدة

6

Al-An‘ām (Binatang Ternak)

Makkiyah165 Ayat

الانعام

7

Al-A‘rāf(Tempat Tertinggi)

Makkiyah206 Ayat

الاعراف

8

Al-Anfāl(Rampasan Perang)

Madaniyah75 Ayat

الانفال

9

At-Taubah(Pengampunan)

Madaniyah129 Ayat

التّوبة

10

Yūnus(Yunus)

Makkiyah109 Ayat

يونس

11

Hūd(Hud)

Makkiyah123 Ayat

هود

12

Yūsuf(Yusuf)

Makkiyah111 Ayat

يوسف

13

Ar-Ra‘d(Guruh)

Makkiyah43 Ayat

الرّعد

14

Ibrāhīm(Ibrahim)

Makkiyah52 Ayat

ابرٰهيم

15

Al-Ḥijr(Hijr)

Makkiyah99 Ayat

الحجر

16

An-Naḥl(Lebah)

Makkiyah128 Ayat

النّحل

17

Al-Isrā'(Memperjalankan di Malam Hari)

Makkiyah111 Ayat

الاسراۤء

18

Al-Kahf(Gua)

Makkiyah110 Ayat

الكهف

19

Maryam(Maryam)

Makkiyah98 Ayat

مريم

20

Ṭāhā(Taha)

Makkiyah135 Ayat

طٰهٰ

21

Al-Anbiyā' (Para Nabi)

Makkiyah112 Ayat

الانبياۤء

22

Al-Ḥajj(Haji)

Madaniyah78 Ayat

الحجّ

23

Al-Mu'minūn(Orang-Orang Mukmin)

Makkiyah118 Ayat

المؤمنون

24

An-Nūr(Cahaya)

Madaniyah64 Ayat

النّور

25

Al-Furqān(Pembeda)

Makkiyah77 Ayat

الفرقان

26

Asy-Syu‘arā'(Para Penyair)

Makkiyah227 Ayat

الشّعراۤء

27

An-Naml(Semut)

Makkiyah93 Ayat

النّمل

28

Al-Qaṣaṣ(Kisah-Kisah)

Makkiyah88 Ayat

القصص

29

Al-‘Ankabūt(Laba-Laba)

Makkiyah69 Ayat

العنكبوت

30

Ar-Rūm(Romawi)

Makkiyah60 Ayat

الرّوم

31

Luqmān (Luqman)

Makkiyah34 Ayat

لقمٰن

32

As-Sajdah(Sajdah)

Makkiyah30 Ayat

السّجدة

33

Al-Aḥzāb(Golongan Yang Bersekutu)

Madaniyah73 Ayat

الاحزاب

34

Saba' (Saba')

Makkiyah54 Ayat

سبأ

35

Fāṭir(Pencipta)

Makkiyah45 Ayat

فاطر

36

Yāsīn(Yasin)

Makkiyah83 Ayat

يٰسۤ

37

Aṣ-Ṣāffāt(Barisan-Barisan)

Makkiyah182 Ayat

الصّٰۤفّٰت

38

Ṣād (Ṣād )

Makkiyah88 Ayat

صۤ

39

Az-Zumar(Rombongan)

Makkiyah75 Ayat

الزّمر

40

Gāfir (Maha Pengampun)

Makkiyah85 Ayat

غافر

41

Fuṣṣilat(Dijelaskan)

Makkiyah54 Ayat

فصّلت

42

Asy-Syūrā(Musyawarah)

Makkiyah53 Ayat

الشّورٰى

43

Az-Zukhruf(Perhiasan dari Emas)

Makkiyah89 Ayat

الزّخرف

44

Ad-Dukhān(Kabut Asap)

Makkiyah59 Ayat

الدّخان

45

Al-Jāṡiyah(Berlutut)

Makkiyah37 Ayat

الجاثية

46

Al-Aḥqāf(Ahqaf)

Makkiyah35 Ayat

الاحقاف

47

Muḥammad (Nabi Muhammad)

Madaniyah38 Ayat

محمّد

48

Al-Fatḥ(Kemenangan)

Madaniyah29 Ayat

الفتح

49

Al-Ḥujurāt(Kamar-Kamar)

Madaniyah18 Ayat

الحجرٰت

50

Qāf(Qaf)

Makkiyah45 Ayat

قۤ

51

Aż-Żāriyāt(Yang Menerbangkan)

Makkiyah60 Ayat

الذّٰريٰت

52

Aṭ-Ṭūr(Gunung)

Makkiyah49 Ayat

الطّور

53

An-Najm(Bintang)

Makkiyah62 Ayat

النّجم

54

Al-Qamar(Bulan)

Makkiyah55 Ayat

القمر

55

Ar-Raḥmān(Yang Maha Pengasih)

Makkiyah78 Ayat

الرّحمٰن

56

Al-Wāqi‘ah(Hari Kiamat Yang Pasti Terjadi)

Makkiyah96 Ayat

الواقعة

57

Al-Ḥadīd(Besi)

Madaniyah29 Ayat

الحديد

58

Al-Mujādalah(Gugatan)

Madaniyah22 Ayat

المجادلة

59

Al-Ḥasyr(Pengusiran)

Madaniyah24 Ayat

الحشر

60

Al-Mumtaḥanah(Wanita Yang Diuji)

Madaniyah13 Ayat

الممتحنة

61

Aṣ-Ṣaff(Barisan)

Madaniyah14 Ayat

الصّفّ

62

Al-Jumu‘ah(Jumat)

Madaniyah11 Ayat

الجمعة

63

Al-Munāfiqūn(Orang-Orang Munafik)

Madaniyah11 Ayat

المنٰفقون

64

At-Tagābun(Pengungkapan Kesalahan)

Madaniyah18 Ayat

التّغابن

65

Aṭ-Ṭalāq(Talak)

Madaniyah12 Ayat

الطّلاق

66

At-taḥrīm(Pengharaman)

Madaniyah12 Ayat

التّحريم

67

Al-Mulk(Kerajaan)

Makkiyah30 Ayat

المُلك

68

Al-Qalam(Pena)

Makkiyah52 Ayat

القلم

69

Al-Ḥāqqah(Hari Kiamat Yang Pasti Terjadi)

Makkiyah52 Ayat

الحاۤقّة

70

Al-Ma‘ārij(Tempat-Tempat Naik)

Makkiyah44 Ayat

المعارج

71

Nūḥ(Nuh)

Makkiyah28 Ayat

نوح

72

Al-Jinn(Jin)

Makkiyah28 Ayat

الجنّ

73

Al-Muzzammil(Orang Berkelumun)

Makkiyah20 Ayat

المزّمّل

74

Al-Muddaṡṡir(Orang Berselimut)

Makkiyah56 Ayat

المدّثّر

75

Al-Qiyāmah(Hari Kiamat)

Makkiyah40 Ayat

القيٰمة

76

Al-Insān(Manusia)

Madaniyah31 Ayat

الانسان

77

Al-Mursalāt(Malaikat Yang Diutus)

Makkiyah50 Ayat

المرسلٰت

78

An-Naba'(Berita)

Makkiyah40 Ayat

النّبأ

79

An-Nāzi‘āt(Yang Mencabut Dengan Keras)

Makkiyah46 Ayat

النّٰزعٰت

80

‘Abasa(Berwajah Masam)

Makkiyah42 Ayat

عبس

81

At-Takwīr(Penggulungan)

Makkiyah29 Ayat

التّكوير

82

Al-Infiṭār(Terbelah)

Makkiyah19 Ayat

الانفطار

83

Al-Muṭaffifīn(Orang-Orang Yang Curang)

Makkiyah36 Ayat

المطفّفين

84

Al-Insyiqāq(Terbelah)

Makkiyah25 Ayat

الانشقاق

85

Al-Burūj(Gugusan Bintang)

Makkiyah22 Ayat

البروج

86

Aṭ-Ṭāriq(Yang Datang Pada Malam Hari)

Makkiyah17 Ayat

الطّارق

87

Al-A‘lā(Yang Maha Tinggi)

Makkiyah19 Ayat

الاعلى

88

Al-Gāsyiyah(Hari Kiamat Yang Menghilangkan Kesadaran)

Makkiyah26 Ayat

الغاشية

89

Al-Fajr(Fajar)

Makkiyah30 Ayat

الفجر

90

Al-Balad(Negeri)

Makkiyah20 Ayat

البلد

91

Asy-Syams(Matahari)

Makkiyah15 Ayat

الشّمس

92

Al-Lail(Malam)

Makkiyah21 Ayat

الّيل

93

Aḍ-Ḍuḥā(Duha)

Makkiyah11 Ayat

الضّحى

94

Asy-Syarḥ(Pelapangan)

Makkiyah8 Ayat

الشّرح

95

At-Tīn(Buah Tin)

Makkiyah8 Ayat

التّين

96

Al-‘Alaq(Segumpal Darah)

Makkiyah19 Ayat

العلق

97

Al-Qadr(Al-Qadar)

Makkiyah5 Ayat

القدر

98

Al-Bayyinah(Bukti Nyata)

Madaniyah8 Ayat

البيّنة

99

Az-Zalzalah(Guncangan)

Madaniyah8 Ayat

الزّلزلة

100

Al-‘Ādiyāt(Kuda Perang Yang Berlari Kencang)

Makkiyah11 Ayat

العٰديٰت

101

Al-Qāri‘ah(Al-Qāri‘ah)

Makkiyah11 Ayat

القارعة

102

At-Takāṡur(Berbangga-Bangga Dalam Memperbanyak Dunia)

Makkiyah8 Ayat

التّكاثر

103

Al-‘Aṣr(Masa)

Makkiyah3 Ayat

العصر

104

Al-Humazah(Pengumpat)

Makkiyah9 Ayat

الهمزة

105

Al-Fīl(Gajah)

Makkiyah5 Ayat

الفيل

106

Quraisy(Orang Quraisy)

Makkiyah4 Ayat

قريش

107

Al-Mā‘ūn(Bantuan)

Makkiyah7 Ayat

الماعون

108

Al-Kauṡar(Nikmat Yang Banyak)

Makkiyah3 Ayat

الكوثر

109

Al-Kāfirūn(Orang-Orang kafir)

Makkiyah6 Ayat

الكٰفرون

110

An-Naṣr(Pertolongan)

Madaniyah3 Ayat

النّصر

111

Al-Lahab(Gejolak Api)

Makkiyah5 Ayat

اللّهب

112

Al-Ikhlāṣ(Ikhlas)

Makkiyah4 Ayat

الاخلاص

113

Al-Falaq(Fajar)

Madaniyah5 Ayat

الفلق

114

An-Nās(Manusia)

Madaniyah6 Ayat

النّاس